advertising
  • Kontak
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Terms and Conditions
  • Wahana Info – Tegas, Akurat & Terpercaya – Wahanainfo.com
Wahana Info
  • NEWS
  • DAERAH
  • REGIONAL
  • NASIONAL
  • DUNIA
  • PERISTIWA
  • POLITIK
  • HUKUM
  • BUDAYA
  • PENDIDIKAN
  • WISATA
  • RUANG KREASI
  • OPINI
No Result
View All Result
  • NEWS
  • DAERAH
  • REGIONAL
  • NASIONAL
  • DUNIA
  • PERISTIWA
  • POLITIK
  • HUKUM
  • BUDAYA
  • PENDIDIKAN
  • WISATA
  • RUANG KREASI
  • OPINI
No Result
View All Result
Wahana Info
No Result
View All Result
  • NEWS
  • DAERAH
  • REGIONAL
  • NASIONAL
  • DUNIA
  • PERISTIWA
  • POLITIK
  • HUKUM
  • BUDAYA
  • PENDIDIKAN
  • WISATA
  • RUANG KREASI
  • OPINI
Home Ruang Kreasi

Aku Menonton Ngeri yang Tak Sedap

wahanainfo.com by wahanainfo.com
18 Juni 2022
in Ruang Kreasi, Opini
0
Aku Menonton Ngeri yang Tak Sedap

Cover Film Ngeri-Ngeri Sedap. (Sumber: m.imdb.com)

165
SHARES
435
VIEWS
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsappBagikan ke TelegramBagikan ke Email

Oleh :Budi P Hutasuhut*

“Hanya iblis berbentuk manusia yang mau menerima hadiah dari Nobel.”

Tahun 1952, saat panitia Hadiah Nobel memilih Bernard Shaw sebagai penerima Nobel Sastra untuk karyanya, Pygmalion, orang Irlandia ini menolaknya. Dia bukan orang kaya, hidupnya termasuk miskin. Sebagai sastrawan, dia melarat secara ekonomi. Tapi, dia punya alasan, “hanya iblis berwujud manusia yang akan menerima hadiah dari Nobel”.

Saya ingat Shaw seusai menonton “Ngeri-Ngeri Sedap” karya Bene Dion dan naskahnya pun ditulisnya. Sebuah buku tipis berjudul Kritik Film pernah ditulis Shaw, isinya tentang bagaimana sebuah karya sinematografi harus disikapi. Salah satu point penting, Shaw mengecam film-film buruk yang disiarkan kepada publik sebagai tak layak ditonton dan sineasnya seharusnya berhenti bekerja.

Saya bukan Shaw, dan buku tipis yang dihasilkannya memberi pengetahuan tentang betapa pentingnya karya seni mendapat kritik yang tajam. Sebab karya seni memiliki pengaruh luas terhadap peradaban manusia, dan kritik sebuah keniscayaan agar manusia tidak keliru hidupnya.

Sepanjang kariernya sebagai penulis (dia lebih dikenal sebagai kritikus film), Shaw nyaris mengkritik semua teks. Bahkan, kitab suci saja dia kritik sebagai teks yang paling berbahaya. Dan, sebab itu, dia tak banyak teman. Orang-orang tak menyukainya.

Bila ada pertunjukan seni dan Shaw hadir di sana, orang tidak akan melihat ke panggung, tetapi justru ke tempat Shaw duduk. Jika Shaw bertahan hingga akhir pertunjukan, itu artinya akan banyak uraian dari Shaw tentang pertunjukan iti. Namun, bila dia meninggalkan pertunjukan sebelum selesai, itu artinya sangat buruk.

Banyak seniman yang kariernya mati oleh Shaw. Dan, memang, seniman yang tak tekun dan gampang puas layak dibunuh kariernya. Apalagi seniman yang hanya mengandalkan pencitraan dan branding media sebagaimana seniman yang menjadi bagian dari industri kapitalis, yang hanya mengejar keuntungan penjualan tiket.

Di Indonesia, berlimpah seniman seperti ini. Nyaris di semua bidang seni. Mereka berkesenian untuk mengejar hal-hal yang tidak ada kaitannya dengan seni itu sendiri. Tidak jarang, mereka justru menjadi agent perusak generasi bangsa, yang kehadiran karya-karyanya hanya menyebabkan rusaknya peradaban manusia.

Di dunia sinematografi, ada banyak sineas seperti itu dan sedikit yang mampu mendudukkan karya sinematografi pada posisi yang seharusnya. Film di negeri kita terlanjur dipahami sebagai medium hiburan sebelum orang betul-betul genah memahami defenisi hiburan.

Orang-orang merasa terhibur oleh mimpi-mimpi Hollywood, terhibur oleh fantasi-fantasi dan dongeng-dongeng tak rasional. Orang-orang tak tahu mendefenisikan apa yang dia tonton. Dia tak mengerti bagaimana karakter, kemampuan akting, naskah, dan unsur-unsur sinematografi lainnya. Merka tidak pernah secara tuntas memahami kenapa dalam sebuah film harus ada skenario, sutradara, kameramen, musik, ilustrasi suara, cahaya, dan lain sebagainya. Apakah semua itu berdiri sendiri, dan apakah semua itu perlu bagi sebuah film.

Ngeri-Ngeri Sedap adalah film yang tak mampu mengelaborasi tema besar yang dibayangkan Dion; “mengeksplor keresahan anak Batak terhadap orang tuanya.” Ketidakmampuan itu, pertama terlihat dari identitas Batak yang dotampilkan dalam film, yakni sebuah identitas yamg longgar lewat tokoh utama Amani Domu.

Hal yang sangat Batak pada Amani Domu cuma soal tuak dan tradisi minum tuak di lapo. Tradisi itu pun hanya selintasan dengan orang yang itu-itu saja. Seakan-akan tidak ada kekerabatan para peminum tuak, padahal kekerabatan itu sangat kental.

Sesama peminum tuak yang rutin berkumpul di lapo, punya kedekatan antara satu dengan lainnya. Mereka direkatkan oleh keakraban sebagai sesama peminum tuak yang berdiskusi perihal masalah masalah urgen dalam kehidupan. Pola komunikasi di antara mereka dibangun di atas kejujuran para pemabuk yang kehilangan sebagian kesadarannya.

Hubungan suami istri antara Amani Domu dengan Inani Domu jauh dari identitas keluarga Batak. Tidak ada orang tua Batak yang menjadikan anak-anaknya sebagai permainan, orang-orang yang harus ditipu dengan berpura-pura mau bercerai. Anak bagi keluarga Batak adalah simbol hamoraon, hagabeon, dan hasangapon. Anak itu sakral. Tidak untuk dipermainkan.

Dalam film Ngeri Ngeri Sedap, identitas keluarga pun dipermainkan. Cara anak-anak menyelesai masalah keluarga dengan menanyai ayah dan ibu secara terpisah sambil berwisata, bukan cara keluarga Batak dalam menyelesaikan masalah. Keluarga Batak punya Dalihan Na Tolu untuk menyelesaikan perkara-perkara penting dalam keluarga sapargadongan.

Ketika Inani Domu berkata kepada Amani Domu: “Bukan keluargamu yang ini yang harus kau bawa menjemput aku…”, maka ucapan itu sudah menolak nilai Dalihan Na Tolu. Pasalnya, Amani Domu membawa keluarga besarnya, Dalihan Na Tolu, untuk menjemput istrinya, Inani Domu, yang memutuskan pulang ke rumah orang tuanya. Jika dua pihak Dalihan Na Tolu keluarga itu sudah bertemu, tak ada alasan bagi Inani Domu untuk menolak pulang saat dijemput suaminya.

Itulah sakralnya keluarga Batak. Masyarakat Batak itu kumpulan keluarga Batak. Jika keluarga Batak seburuk keluarga Amani Domu ini, maka masyarakat Batak itu seburuk itu pula.

Penulis skenario film Ngeri Ngeri Sedap ini tak punya pengetahuan memadai tentang Batak. Tapi, orang m3muji film ini? Wajar karena orang tidak perduli tentang Batak. Orang hanya perduli tentang tontonan, bukan tentang tuntunan. (*)

*Budi P Hutasuhut adalah seorang penulis dan peneliti. Tulisan ini disalin dari postingan akun facebooknya : Budi P Hutasuhut, dan telah mendapat izin dari yang bersangkutan untuk diterbitkan di media ini.

Previous Post

Kebun Teh Sidamanik: Histori, Polemik, dan Dampak Lingkungan Sosial

Next Post

Ini Penjelasan Bane Raja Manalu Kepada Kaum Ibu di Sapadia Hotel

Related Posts

PERAN PEREMPUAN DALAM PENYELENGGARA PENGAWASAN PEMILU

PERAN PEREMPUAN DALAM PENYELENGGARA PENGAWASAN PEMILU

by wahanainfo.com
30 Mei 2023
0

Wahanainfo | Tebing Tinggi - Proses Pemilihan Umum (PEMILU)  di Indonesia merupakan krusial dan pilar utama dari sistem demokrasi yang...

PENTINGNYA PERAN PARTISIPASI AKTIF MASYARAKAT DALAM PEMILU

PENTINGNYA PERAN PARTISIPASI AKTIF MASYARAKAT DALAM PEMILU

by wahanainfo.com
25 Mei 2023
0

Wahanainfo | Lebak - Dinegara demokrasi, Pemilu merupakan sarana kedaulatan rakyat yang sangat penting untuk memilih pemimpin serta wakil rakyat...

Data Pemilih Akurat: Anggaran Efesien, Pemilu Berkualitas! 

Data Pemilih Akurat: Anggaran Efesien, Pemilu Berkualitas! 

by wahanainfo.com
24 Mei 2023
0

Masalah data pemilih merupakan sebuah persoalan yang kompleks. Meskipun dilakukan pemutakhiran secara berkelanjutan, masalah data pemilih akan selalu ada. Bagaikan...

MENJEMPUT KARTINI JAMAN NOW

MENJEMPUT KARTINI JAMAN NOW

by wahanainfo.com
21 April 2023
0

Siapa yang tidak mengenal sosok Raden Ajeng Kartini sang "Putri Sejati" itu? Kartini adalah sosok perempuan inspiratif dan melegenda, seorang...

INDONESIA TIDAK MENGANCAM SIAPAPUN : “Peradaban Masa Depan Membutuhkan Negara Seperti Indonesia”

TOKOH PEJUANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

by wahanainfo.com
7 April 2023
0

Perlu sistem yang baik, dan sistem yang baik, dilandasi oleh Undang-undang yang mendukung. Karena itu Undang-undang Perampasan Asset, diperlukan dan...

Megawati Soekarnoputri dan Ganjar Pranowo (atas), Joko Widodo dan Ganjar (bawah)

Orkestrasi Mega dan Joko Widodo, Lahirlah Ganjar Pranowo

by wahanainfo.com
29 Maret 2023
0

WAHANA INFO, BANYUWANGI - Bukan sesuatu yang asing lagi ketika melihat Ganjar Pranowo melakukan blusukan. Aktivitas itu menjadi rutinitasnya sebelum...

Next Post
Ini Penjelasan Bane Raja Manalu Kepada Kaum Ibu di Sapadia Hotel

Ini Penjelasan Bane Raja Manalu Kepada Kaum Ibu di Sapadia Hotel

Discussion about this post

TRENDING SEPEKAN

  • DPW Forgemsi Siantar- Simalungun Dibentuk, Ini Nama Pengurusnya

    DPW Forgemsi Siantar- Simalungun Dibentuk, Ini Nama Pengurusnya

    135 shares
    Share 54 Tweet 34
  • Rudi Sinaga & Raliman Purba Pimpin JMSI Kabupaten Simalungun

    56 shares
    Share 22 Tweet 14
  • Pemuda Sumatera Utara Peduli Sistem Pemilu 2024, RUBIK Angkat Tema Diskusi ” Pro – kontra Sistem Proporsional Terbuka Dan Tertutup

    47 shares
    Share 19 Tweet 12
  • Politik Transaksional Faktor Perusak Demokrasi Indonesia

    46 shares
    Share 18 Tweet 12
  • PERAN PEREMPUAN DALAM PENYELENGGARA PENGAWASAN PEMILU

    47 shares
    Share 19 Tweet 12
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Policy
  • Terms

© 2021-2022 Wahanainfo.com

wisata indonesia - destinasi wisata terpopuler Rotasi Asia - Berita Terkini Spot Wisata Danau Toba Terbaik destinasi wisata duniaBarak ID

No Result
View All Result
  • NEWS
  • DAERAH
  • REGIONAL
  • NASIONAL
  • DUNIA
  • PERISTIWA
  • POLITIK
  • HUKUM
  • BUDAYA
  • PENDIDIKAN
  • WISATA
  • RUANG KREASI
  • OPINI

© 2021-2022 Wahanainfo.com

wisata indonesia - destinasi wisata terpopuler Rotasi Asia - Berita Terkini Spot Wisata Danau Toba Terbaik destinasi wisata duniaBarak ID