Wahanainfo | Tebing Tinggi, Mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Koms (P) Lafran Pane Tebing tinggi Cabang Siantar-Simalungun turun ke jalan menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor Walikota Tebing Tinggi. Aksi ini dilakukan sebagai bentuk mengawal pemerintahan dan evaluasi terhadap 30 hari kerja Walikota Tebing Tinggi, Iman Irdian Saragih, sekaligus menagih komitmen pemerintah dalam menyelesaikan berbagai permasalahan yang ada di kota. Jum’at (21/03/2025)
Mahasiswa yang turun ke jalan berharap bisa berdialog langsung dengan Walikota, namun Iman Irdian Saragih tidak mau menemui masa aksi dan hanya mengutus Asisten II Pemko Tebing Tinggi, Irwansyah, untuk menemui massa. Ketidakhadiran Walikota yang pada keterangan asisten ada di dalam sedang rapat memicu kekecewaan dan kemarahan mahasiswa, yang menilai pemerintah seolah menghindari dialog terbuka terkait permasalahan yang mereka suarakan.
HMI juga Tegaskan 7 Tuntutan Kepada Walikota
Dalam aksi ini, mahasiswa dengan tegas menyampaikan tujuh tuntutan utama, yang harus segera direspons oleh Walikota:
1. Komitmen Walikota Tebing Tinggi untuk solusi terkait aset yang tidak difungsikan sebagaimana mestinya (eks Herna, Pasar Sei Segiling, Pasar AMD, Pasar Mekar Sentosa, dan Kolam Renang Sakura).
2. Meminta komitmen Walikota Tebing Tinggi terkait pengelolaan sampah yang sangat semrawut di Tebing Tinggi.
3. Meminta komitmen Walikota Tebing Tinggi terkait pengembangan dan program yang lebih mensejahterakan UMKM.
4. Meminta komitmen Walikota Tebing Tinggi terkait solusi banyaknya angka putus sekolah di Tebing Tinggi karena tidak mampu.
5. Komitmen Walikota terkait solusi banjir yang selalu menimpa Kota Tebing Tinggi.
6. Meminta solusi Walikota Tebing Tinggi terkait gepeng (gelandangan dan pengemis) yang menjamur di Tebing Tinggi.
7. Meminta Walikota Tebing Tinggi memastikan eks hibah Akbid Pemko, di mana mahasiswa UIN berkuliah di tempat itu, mahasiswa dapat kuliah sampai mereka menyelesaikan studi tanpa harus ke Medan ketika Naik semester 5 karena sangat berpengaruh terhadap ekonomi keluarganya.
Koordinator Lapangan (Korlap) aksi, Rizki Ambia, yang juga Kabid PTKP HMI Komisariat Lafran Pane, menegaskan bahwa aksi ini adalah bentuk kepedulian mahasiswa terhadap kondisi Kota Tebing Tinggi.
“Kami datang dengan itikad baik, membawa suara masyarakat, dan ingin berdialog langsung dengan Walikota. Tapi apa yang terjadi? Walikota tidak menemui kami! Ini merupakan ketidak terbukaan pemimpin daerah karena menghindari rakyat untuk berdiskusi!” ujar Rizki Ambia dalam orasinya.
Ia juga menegaskan bahwa HMI tidak akan berhenti hanya pada aksi hari ini. Jika dalam waktu dekat Walikota tidak merespons dengan tindakan nyata, maka gelombang aksi yang lebih besar akan kembali digelar.
Ketua HMI Komisariat Lafran Pane Tebing Tinggi, Jihan Akbar, ikut memberikan orasi yang membakar semangat massa aksi. Ia dengan tegas mengkritik ketidakhadiran Walikota dan mempertanyakan komitmennya dalam menyelesaikan berbagai permasalahan kota.
“Kami tidak datang untuk sekadar berteriak, kami datang meminta solusi! Tapi bagaimana mungkin ada solusi jika pemimpinnya tidak mau mendengar dan bertemu langsung dengan rakyatnya?” seru Jihan.
Dalam orasinya, ia menekankan bahwa sampah yang berserakan, aset daerah yang terbengkalai, angka putus sekolah yang tinggi, serta banjir yang terus berulang, bukan masalah yang bisa dibiarkan berlarut-larut.
“Jangan biarkan Kota Tebing Tinggi tenggelam dalam masalah! Jangan biarkan anak-anak putus sekolah hanya karena mereka miskin! Jangan biarkan kota ini menjadi kubangan sampah! Di mana komitmen Walikota dalam menyelesaikan ini semua?” lanjutnya dengan suara lantang.
Jihan juga menyatakan bahwa HMI siap turun ke jalan kembali dengan jumlah massa yang lebih besar jika tidak ada langkah konkret yang diambil oleh Pemko Tebing Tinggi.
“Kami beri waktu! Jika tidak ada respons yang jelas dari Walikota, kami akan kembali dengan massa yang lebih banyak! Jangan anggap remeh gerakan ini!” tegasnya.
Setelah beberapa waktu, Asisten II Pemko Tebing Tinggi, Irwansyah, akhirnya keluar menemui massa aksi. Dalam keterangannya, ia mengatakan bahwa tuntutan mahasiswa akan diteruskan kepada Walikota dan walikota hari ini sedang rapat.
“Kami memahami keresahan adik-adik mahasiswa. Semua aspirasi yang disampaikan hari ini akan kami bahas lebih lanjut bersama jajaran Pemko dan diteruskan kepada Walikota,” ujar Irwansyah.
Namun, jawaban ini tidak memuaskan mahasiswa. Mereka tetap menuntut Walikota untuk hadir langsung dan memberikan kepastian.
“Kami tidak butuh janji kosong! Kami ingin kebijakan nyata! Kami ingin jawaban langsung dari Walikota!” teriak salah satu orator aksi.
Massa aksi sempat berunding apakah akan melanjutkan aksi hingga Walikota datang atau tidak. Setelah beberapa saat, mereka memutuskan untuk membubarkan diri secara damai. Namun, mereka menegaskan bahwa ini bukan akhir dari perjuangan mereka. Jika dalam beberapa waktu ke depan tidak ada kebijakan konkret, HMI akan kembali turun ke jalan dengan jumlah massa yang lebih besar.
Lap. Faiz