
Jakarta, WahanaInfo.com – Kebakaran melanda Kilang Minyak Pertamina RU IV Cilacap pada Kamis (27/2/2025). Insiden ini memicu beragam spekulasi, terutama karena terjadi di tengah penyelidikan kasus dugaan pengoplosan Pertamax yang menyeret nama Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Riva Siahaan.
Anggota DPR RI, Rieke Diah Pitaloka, dalam unggahan media sosialnya pada Jumat (28/2), menyoroti kebakaran ini dan mempertanyakan apakah ada kaitannya dengan kasus mafia BBM yang sedang diselidiki oleh Kejaksaan Agung. Ia menduga kemungkinan adanya barang bukti terkait kasus tersebut di lokasi kejadian.
“Lagi usut tuntas mafia BBM, eh kilang minyak Pertamina di Cilacap kok kebakaran. Infonya juga ada 38 tangki berisi Pertalite, benar nggak sih?” ujar Rieke dalam video yang ia unggah di media sosial.
Ia juga menekankan agar kejadian ini tidak menjadi penghalang dalam pengungkapan kasus dugaan pengoplosan BBM yang merugikan negara hingga Rp193,7 triliun.
Di sisi lain, pihak Pertamina membantah adanya unsur kesengajaan dalam kebakaran ini. General Manager PT Kilang Pertamina Internasional RU IV Cilacap, Wahyu Sulistyo Wibowo, menjelaskan bahwa kilang tersebut sedang dalam proses pemeliharaan sejak 2 Januari 2025 dan tidak beroperasi saat kejadian.
“Tangki yang terbakar sedang dalam proses pembersihan sludge (lumpur) sebagai bagian dari perawatan rutin untuk memastikan keamanan dan keandalan operasional kilang,” ujar Wahyu.
Pjs. Area Manager Communication, Relations, & CSR PT Kilang Pertamina Internasional Unit Cilacap, Sunaryo Adi Putra, juga menegaskan bahwa api muncul saat proses pembersihan dan tidak ada minyak yang tersimpan di dalam tangki saat itu.
Kritik juga datang dari Anggota Komisi VII DPR RI, Eddy Soeparno, yang menyayangkan terjadinya kebakaran di Kilang Cilacap. Menurutnya, kebakaran di fasilitas milik Pertamina bukan kali pertama terjadi, sehingga perlu evaluasi menyeluruh terkait sistem keamanan kilang.
“Balongan pernah terbakar, Cilacap juga sudah beberapa kali mengalami kebakaran, termasuk Plumpang. Ini harus menjadi perhatian serius agar tidak terus berulang,” kata Eddy.
Meski demikian, Eddy enggan mengaitkan kejadian ini dengan kasus dugaan korupsi di tubuh Pertamina dan menyerahkan sepenuhnya kepada aparat penegak hukum.
Sementara itu, Kejaksaan Agung tetap fokus dalam mengusut kasus dugaan pengoplosan BBM yang dilakukan di terminal milik anak Riza Chalid, Muhammad Kerry Andrianto Riza. Minyak mentah RON 92 atau Pertamax diduga dioplos dengan minyak berkualitas lebih rendah di fasilitas PT Orbit Terminal Merak.
“Kami terus bekerja untuk mengungkap aktor utama dalam kasus ini. Tidak ada yang bisa menghalangi penyelidikan,” ujar seorang sumber dari Kejagung.
Kebakaran di Kilang Cilacap menimbulkan berbagai spekulasi, terutama terkait dugaan adanya barang bukti kasus pengoplosan Pertamax. Meski pihak Pertamina menyatakan insiden ini terjadi akibat pembersihan rutin, DPR menuntut investigasi lebih lanjut untuk menghindari kejadian serupa di masa mendatang.
Kasus ini menjadi ujian bagi aparat penegak hukum untuk memastikan bahwa pengungkapan mafia BBM tetap berjalan tanpa hambatan. (Tim)