WAHANAINFO.COM – Guna menghadapi masalah kelangkaan pupuk kimia saat ini, Perhimpunan Petani Sehat Indonesia (PPSI) mendorong penggunaan pupuk non kimia (organik). Selain sebagai alternatif menghadapi kelangkaan pupuk kimia tersebut, penggunaan pupuk organik juga dinilai lebih baik untuk menjaga unsur hara tanah.
Hal ini dikatakan Sekjend PPSI, Jinsono Purba, saat melakukan pertemuan dengan Wakil Ketua DPRD Simalungun, Samrin Girsang, di ruangan Wakil Ketua DPRD, di Pamatang Raya, Senin (01/08/2022).
“Sebenarnya kita memiliki potensi baik tanaman atau dedaunan dan kotoran ternak, yang bisa diolah sebagai pupuk alternatif pengganti pupuk kimia,” kata Jinsono.
Diketahui, saat ini pupuk subsidi jumlahnya terbatas. Tercatat alokasi pupuk subsidi tahun 2022 ini hanya sekitar 37-42 persen dari total kebutuhan petani di Indonesia. Di sisi lain, harga pupuk non subsidi juga dirasa mahal. Akibatnya, akan menambah pengeluaran produksi bagi petani.
Menurut Jinsono, kondisi ini membuat para petani harus alternatif lain, seperti menggunakan pupuk organik. Dengan demikian, ketergantungan terhadap pupuk subsidi atau kimiabisa dikurangi.
“Asalkan pupuk organik harus mulai menjadi pilihan utama,” ujarnya.
Untuk mewujudkan hal tersebut, kata Jinsono, dibutuhkan dukungan penuh dari pemerintah, dalam hal ini untuk mendorong konsep pertanian menggunakan pupuk organik. Selain itu, dukungan dalam bentuk sarana juga sangat diperlukan dari pemerintah.
“Karena untuk ini memang dibutuhkan infrastruktur berupa teknologi tepat guna, seperti mesin pencacah rumput misalnya untuk memudahkan pembuatan pupuk organik dan pestisida,” ucapnya.
Tak hanya itu, hal penting selanjutnya adalah meyakinkan petani bahwa bertani konsep organik tersebut mempunyai peluang yang sangat baik. Menurutnya selama ini terdapat sebuah stigma yang membuat kepercayaan diri para petani hilang. Mereka tidak yakin bahwa tanamannya akan tumbuh dengan baik, jika tidak terdapat pupuk kimia di dalam tanah tersebut.
“Jadi paradigma ini yang harus dibereskan. Mengembalikan kepercayaan petani,”kata Jinsono.
Dia kembali menekankan,beralih kepertanian organik adalah solusi untuk kekurangan pupuk kimia saat ini
Hal ini dapat diwujudkan dengan memanfaatkan potensi alam yang ada.
“Ini udah kita buktikan di beberapa tempat, mereka berhasil, kok, walaupun ini bukan hal mudah,” ujarnya.
Menurutnya, pemerintah bisa mengambil kebijakan dengan mengalokasikan dana untuk menyediakan alat atau teknologi berupa mesin untuk mempermudah pengolahannya.
“Di samping itu, perlu dilakukan berbagai pelatihan dan sosialisasi terkait konsep pertanian oganik ini,” pungkasnya. (G.Purba/Candra).