advertising
  • Kontak
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Terms and Conditions
  • Wahana Info – Tegas, Akurat & Terpercaya – Wahanainfo.com
Wahana Info
  • NEWS
  • DAERAH
  • REGIONAL
  • NASIONAL
  • DUNIA
  • PERISTIWA
  • POLITIK
  • HUKUM
  • BUDAYA
  • PENDIDIKAN
  • WISATA
  • RUANG KREASI
  • OPINI
No Result
View All Result
  • NEWS
  • DAERAH
  • REGIONAL
  • NASIONAL
  • DUNIA
  • PERISTIWA
  • POLITIK
  • HUKUM
  • BUDAYA
  • PENDIDIKAN
  • WISATA
  • RUANG KREASI
  • OPINI
No Result
View All Result
Wahana Info
No Result
View All Result
  • NEWS
  • DAERAH
  • REGIONAL
  • NASIONAL
  • DUNIA
  • PERISTIWA
  • POLITIK
  • HUKUM
  • BUDAYA
  • PENDIDIKAN
  • WISATA
  • RUANG KREASI
  • OPINI
Home Opini

Tafsir Surga yang Membunuh Rasa Kemanusiaan

wahanainfo.com by wahanainfo.com
17 Mei 2022
in Opini, Ruang Kreasi
0
Tafsir Surga yang Membunuh Rasa Kemanusiaan

Ilustrasi keragaman umat beragama. (Sumber: Kemenag.go.id)

54
SHARES
142
VIEWS
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsappBagikan ke TelegramBagikan ke Email

Oleh: Candra Malau 

“Jika untuk masuk surga saya harus membenci penganut agama lain, saya menolak menginjakkan kaki di surga.”

Demikian sederet kalimat yang dilontarkan oleh seorang pujangga India, Rabindranath Tagore. Kata-kata ini sangat menggugah hati.

Penulis sendiri tidak banyak tahu tentang dia dan berbagai karyanya. Yang penulis tahu lewat pencarian data dengan cara sederhana, ia adalah seorang penyair di India yang pernah meraih nobel dalam bidang sastra.

Terlepas dari siapa pun dia, yang pasti kalimat sarat makna yang diutarakannya sangat berkesan dan mengandung pesan moral tak ternilai, khususnya untuk bidang kemanusiaan. Sebuah cara berpikir yang bebas, tidak terjebak dalam batas doktrin tertentu, membuka diri terhadap semua golongan, dan menghargai semua perbedaan termasuk pendapat yang ada di dalamnya.

Demikianlah kira-kira secuil dari selaksa makna dalam kalimat fenomenal yang pernah terlontar dari seorang anak manusia bernama Rabindranath tersebut. Ada penolakan terhadap pengkultusan sebuah doktrin—terlebih pengkultusan dimaksud mengoyak sisi kemanusiaannya.

Sebagai manusia yang serba kekurangan, penulis mencoba untuk menuangkan pemikiran terhadap salah satu persoalan yang pernah terjadi dan (mungkin) juga belum tuntas di Indonesia, yakni persolan intoleransi. Ya, suatu persoalan yang senantiasa beririsan pada ketidaksiapan menerima perbedaan; penolakan dari satu kelompok terhadap kelompok yang lain.

Penolakan dimaksud antara lain bisa terhadap kebudayaan, ajaran-ajaran, agama, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan kebiasaan internal kelompok tertentu. Kondisi seperti ini beberapa kali terjadi di sejumlah daerah di Indonesia. Tentu saja, masalah yang paling akut adalah intoleransi antar-umat beragama.

Dalam perspektif penulis sendiri, intoleransi antar umat beragama ini pada dasarnya hanya dipicu oleh satu faktor, yakni tafsir yang keliru terhadap ajaran dalam agama masing-masing. Penafsiran yang keliru ini akhirnya melahirkan ego-sektoral; mengklaim diri sebagai kelompok yang paling benar.

Ajaran-ajaran dimaksud, sebagaimana lazimnya dalam setiap agama, antara lain menyangkut panutan hidup sebagai pedoman cara berperilaku, maupun cara menjalankan ritualistik-formal ibadah keagamaan.

Tujuannya tak lain adalah supaya tercipta kedamaian di tengah umat manusia dan memperoleh hidup yang kekal sesudah kematian raga—suatu narasi (umum) yang fundamen dan senantiasa dipercayai dalam agama.

Dalam tataran etimologis, secara harfiah agama memiliki arti ‘tidak kacau’. Artinya, agama itu dibuat supaya kehidupan manusia tidak kacau balau dan saling menghargai satu sama lain.

Namun ironinya, terkadang justru yang melahirkan “kekacau-balauan” itu adalah (tafsir) agama itu sendiri. Artinya, esensi dari agama itu sendiri sirna dalam kondisi ini.

Buah yang dihasilkan dari tafsir yang keliru itu secara garis besar, yaitu pemikiran bahwa ajaran yang dipahaminyalah yang tepat sebagai pedoman hidup, yang disukai oleh sang pencipta, dan jalan yang benar untuk menuju surga.

Terlebih mengenai narasi menuju surga (ya, surga saudara–saudara!). Sebuah tempat yang katanya menjadi tujuan akhir bagi orang yang percaya adanya kehidupan setelah kematian.

Namun, untuk menuju ke sana, harus ada syarat-syarat tertentu. Soal syarat inilah yang sering menjadi pemicu pergesekan antar umat beragama.

Masing-masing mengklaim bahwa untuk ke sana; harus melalui ini, tidak boleh begitu, yang boleh itu begini, tidak boleh makan itu, yang boleh itu makan ini, tidak boleh lewat situ, yang benar itu lewat sini, berkawan sama itu salah, yang benar berkawan dengan ini, surga itu di sini bukan di situ. Demikianlah kira-kira sejumlah klaimnya.

Alhasil, orang yang percaya terhadap ajaran dengan tafsir yang keliru tersebut, terjebak dalam batas-batas pengkultusan doktrin tertentu. Sehingga menganggap yang tidak sepemahaman dengan dia adalah salah. Lama-kelamaan, orang-orang seperti ini akan menganggap yang lain adalah musuh yang perlu dihabisi.

Apa yang menjadi dampak dari semua ini? Terjadi perselisihan antar umat beragama. Bukan hanya perselisihan dalam hal pendapat. Lebih dari itu, terjadi bunuh-membunuh, bakar-membakar, dan bentuk-bentuk kekerasan lainnya.

Apa yang luput dari sana? Sisi kemanusiaan kita menjadi gelap gulita. Tidak ada lagi kesadaran bahwa manusia itu adalah mahluk yang saling membutuhkan satu sama lain.

Kondisi seperti ini jelas-jelas menyimpang dari cita-cita semua agama. Tak ada agama yang mengajarkan untuk melakukan kekerasan, pembunuhan, dan permusuhan.

Suatu waktu , penulis berdebat ringan dengan beberapa orang dari komunitas tertentu. Mereka datang dengan misi mengabarkan firman dan membuat penafsiran terhadap apa yang diutarakannya.

Dari pembicaraan salah seorang anggota komunitas tersebut, penulis menyimak bahwa dia seolah-olah mampu menafsirkan pemikiran sang pencipta. Penafsiran dimaksud adalah mengenai siapa yang masuk dan tidak masuk surga.

Dalam hal ini penulis memberi sanggahan bahwa urusan memasukkan atau tidak memasukkan orang ke surga—bagi yang memercayai hal seperti ini, adalah kuasa Ilahi. Bukan urusan manusia. Tugas manusia sebagai bagian kecil dari mahluk ciptaan-Nya adalah menjalankan perintah-Nya.

Mengasihi dan saling menghargai sesama manusia adalah hal yang paling utama dari inti ajaran setiap agama. Entah agama apa pun itu. Nilai tertinggi dari sini adalah rasa kemanusiaan.

Sebab, mengasihi ciptaan-Nya berarti kita menghargai penciptanya. Jika kita sesama manusia tidak saling menghargai, adalah sama artinya bahwa kita tidak menghargai sang pencipta.

Ada kata bijak yang berbunyi: “Kita memang tidak bersaudara dalam keagamaan, tapi kita bersaudara dalam kemanusiaan.” Kalimat ini dalam pandangan penulis punya kaitan dengan apa yang diuatarakan oleh Rabindranath Tagore: “Jika untuk masuk surga, saya harus membenci penganut agama lain, saya menolak menginjakkan kaki di surga.”

*Tulisan ini sebelumnya sudah pernah diterbitkan di Qureta.com.

 

Previous Post

Rusia Peringatkan Finlandia dan Swedia: Gabung ke NATO Adalah Kesalahan Serius!

Next Post

SEA Games 2021 : Tim Bulu Tangkis Beregu Putra Indonesia , Bakal Hadapi Thailand di Semifinal

Related Posts

MELIRIK PENEGAKAN HUKUM PEMILU 2024

MELIRIK PENEGAKAN HUKUM PEMILU 2024

by wahanainfo.com
5 Juni 2023
0

OLEH: MAHFUD FAUZI. SE, MITRA POLDA KAB. BATU BARA Wahanainfo | Setiap tahapan pemllu membuka terjadinya peluang sengketa. Baik sengketa...

PERAN PEREMPUAN DALAM PENYELENGGARA PENGAWASAN PEMILU

PERAN PEREMPUAN DALAM PENYELENGGARA PENGAWASAN PEMILU

by wahanainfo.com
30 Mei 2023
0

Wahanainfo | Tebing Tinggi - Proses Pemilihan Umum (PEMILU)  di Indonesia merupakan krusial dan pilar utama dari sistem demokrasi yang...

PENTINGNYA PERAN PARTISIPASI AKTIF MASYARAKAT DALAM PEMILU

PENTINGNYA PERAN PARTISIPASI AKTIF MASYARAKAT DALAM PEMILU

by wahanainfo.com
25 Mei 2023
0

Wahanainfo | Lebak - Dinegara demokrasi, Pemilu merupakan sarana kedaulatan rakyat yang sangat penting untuk memilih pemimpin serta wakil rakyat...

Data Pemilih Akurat: Anggaran Efesien, Pemilu Berkualitas! 

Data Pemilih Akurat: Anggaran Efesien, Pemilu Berkualitas! 

by wahanainfo.com
24 Mei 2023
0

Masalah data pemilih merupakan sebuah persoalan yang kompleks. Meskipun dilakukan pemutakhiran secara berkelanjutan, masalah data pemilih akan selalu ada. Bagaikan...

MENJEMPUT KARTINI JAMAN NOW

MENJEMPUT KARTINI JAMAN NOW

by wahanainfo.com
21 April 2023
0

Siapa yang tidak mengenal sosok Raden Ajeng Kartini sang "Putri Sejati" itu? Kartini adalah sosok perempuan inspiratif dan melegenda, seorang...

INDONESIA TIDAK MENGANCAM SIAPAPUN : “Peradaban Masa Depan Membutuhkan Negara Seperti Indonesia”

TOKOH PEJUANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

by wahanainfo.com
7 April 2023
0

Perlu sistem yang baik, dan sistem yang baik, dilandasi oleh Undang-undang yang mendukung. Karena itu Undang-undang Perampasan Asset, diperlukan dan...

Next Post
SEA Games 2021 : Tim Bulu Tangkis Beregu Putra Indonesia , Bakal Hadapi Thailand di Semifinal

SEA Games 2021 : Tim Bulu Tangkis Beregu Putra Indonesia , Bakal Hadapi Thailand di Semifinal

Discussion about this post

TRENDING SEPEKAN

  • Pembunuhan PNS Dinkes & Anaknya di Mutiara Lanbow, Motif Perampokan

    Pembunuhan PNS Dinkes & Anaknya di Mutiara Lanbow, Motif Perampokan

    72 shares
    Share 29 Tweet 18
  • Higgs Domino Island Di HAPUS

    61 shares
    Share 24 Tweet 15
  • Mangapul Purba Apresiasi Peresmian STM Immanuel

    57 shares
    Share 23 Tweet 14
  • Forgemsi Gelar Lomba Cover Lagu Mars Simarmata

    54 shares
    Share 22 Tweet 14
  • Politik Transaksional Faktor Perusak Demokrasi Indonesia

    52 shares
    Share 21 Tweet 13
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Policy
  • Terms

© 2021-2022 Wahanainfo.com

wisata indonesia - destinasi wisata terpopuler Rotasi Asia - Berita Terkini Spot Wisata Danau Toba Terbaik destinasi wisata duniaBarak ID

No Result
View All Result
  • NEWS
  • DAERAH
  • REGIONAL
  • NASIONAL
  • DUNIA
  • PERISTIWA
  • POLITIK
  • HUKUM
  • BUDAYA
  • PENDIDIKAN
  • WISATA
  • RUANG KREASI
  • OPINI

© 2021-2022 Wahanainfo.com

wisata indonesia - destinasi wisata terpopuler Rotasi Asia - Berita Terkini Spot Wisata Danau Toba Terbaik destinasi wisata duniaBarak ID