Wahanainfo | Medan, Indonesia tengah menghadapi tantangan besar dalam transisi energi dari bahan bakar fosil menuju Energi Baru Terbarukan (EBT). Sebagai provinsi dengan potensi EBT terbesar, Sumatera Utara (Sumut) memegang peran strategis dalam mendorong percepatan transisi energi nasional. Namun, berbagai tantangan seperti regulasi, infrastruktur, dan kesadaran masyarakat masih menjadi penghambat. Rabu 13 Mei 2025
Menyikapi hal ini, Muhammad Anggi Nasution, Kabid PAO HMI Sumut, menyatakan bahwa pemuda Sumut harus menjadi garda terdepan dalam menjawab tantangan sekaligus memanfaatkan peluang transisi energi.
“Pemuda Sumut memiliki peran krusial sebagai agen perubahan melalui inovasi, advokasi kebijakan, dan pengembangan ekonomi hijau. Potensi EBT di Sumut sangat besar, tetapi belum dimanfaatkan secara optimal. Di sinilah pemuda harus mengambil peran dengan kolaborasi dan gerakan nyata,” tegas Anggi dalam keterangannya.
Potensi EBT Sumut: Modal Besar yang Belum Tergarap Maksimal
Sumatera Utara memiliki sumber daya EBT melimpah, seperti:
– Panas Bumi: 40% potensi geothermal Indonesia ada di Sumut, terutama di Tapanuli Selatan (1.046 MW), Mandailing Natal (240 MW), dan Samosir (150 MW).
– Energi Air: Potensi PLTA mencapai 3.808 MW dan PLTM/PLTMH 1.204 MW.
– Biomassa: Diproyeksikan menghasilkan 27 juta MWh pada 2028.
Namun, pemanfaatannya masih jauh dari optimal akibat berbagai kendala.
Tantangan Transisi Energi: Regulasi, Pendanaan, dan Infrastruktur
Indonesia menargetkan pengurangan emisi energi sebesar 29% (358 MtCO₂e) pada 2030, namun emisi sektor energi justru mencapai 723 MtCO₂e pada 2022. Beberapa tantangan utama meliputi:
– Kesenjangan pendanaan: Diperlukan investasi USD 246 miliar hingga 2030, tetapi anggaran publik hanya mencakup 23%.
– Risiko proyek EBT: Ketidakpastian kebijakan dan keterbatasan infrastruktur membuat lembaga keuangan enggan berinvestasi.
– Ketergantungan energi fosil: Dominasi batu bara dan gas masih tinggi, menghambat percepatan EBT.
Peran Pemuda: Inovasi, Literasi Digital, dan Gerakan Hijau
Pemuda Sumut dinilai mampu mendobrak tantangan ini melalui:
1. Literasi digital untuk kampanye transisi energi dan pengembangan smart microgrid.
2. Kolaborasi dengan swasta dan NGO membangun green economy dan green movement.
3. Inovasi teknologi seperti start-up hijau dan pemanfaatan EBT skala komunitas.
“Pemuda harus menjadi pionir dengan memanfaatkan teknologi dan media sosial untuk edukasi serta aksi nyata. Organisasi pemuda, kampus, dan komunitas harus bersinergi mendorong kebijakan pro-EBT.” tambah Anggi.
Rekomendasi untuk Percepatan Transisi Energi
1. Pemerintah Daerah:
– Percepat penerbitan aturan turunan Perda EBT.
– Bentuk Energy Innovation Hubuntuk dukung start-up hijau.
2. Perguruan Tinggi:
– Masukkan kurikulum EBT di jurusan teknik dan ekonomi.
– Kembangkan laboratorium energi terbarukan open-source.
3. Pemuda & Masyarakat:
– Galang komunitas energi untuk edukasi dan aksi kolektif.
– Manfaatkan media sosial untuk kampanye transisi energi.
“Transisi energi di Sumut butuh kolaborasi semua pihak. Pemuda harus jadi motor penggerak dengan inovasi dan advokasi, menjadikan Sumut contoh transisi energi berkelanjutan di Indonesia,” pungkas Anggi.