SIMALUNGUN – Dewan Pengurus Pusat Korps Senior Himapsi (DPP KS Himapsi) menggelar panen perdana bawang merah bersama kelompok tani di Desa Simbolon Tengkoh, Kecamatan Panombean Panei, Kabupaten Simalungun, Sabtu 10 Desember 2022, pagi.
Panen perdana itu dihadiri Ketua Umum Korps Senior Himapsi Parlindungan Purba, Sekjen Sarmuliadin Sinaga, Sekretaris Bidang Pendidikan, Pelatihan dan Pengabdian Masyarakat (P3M) Jiben Purba, Direktur P3M Dameanto Purba, Wakil Direktur Jhon Walker Purba, Ketua Pokja Jinsono Purba, Sekretaris Pokja Jonli Simarmata, Renold Chandra Saragih, perwakilan Dinas Pertanian, Pemerintah Nagori Simbolon Tengkoh, Perusda Agromadear dan sejumlah perwakilan kelompok tani.
Pada kesempatan itu, Parlindungan Purba mengucap syukur atas keberhasilan penanaman dan panen bawang merah perdana yang diinisiasi Bidang P3M bersama kelompok tani di Simbolon Tengkoh.
“Ada yang bilang sama saya, tanah disini tidak cocok bawang merah. Ternyata hal itu terbantahkan dengan ilmu pengetahuan tentang pertanian. Buktinya, bawang merah disini bisa tumbuh subur dan hasil maksimal. Ini sangat luar biasa,” kata Parlindungan, disambut tepuk tangan seluruh yang hadir.
Menurutnya, budidaya bawang merah itu merupakan langkah awal yang harus dikembangkan secara berkelanjutan. Sebagaimana pesan Gubernur Edy Rahmayadi dan Bupati Simalungun Radiapoh Sinaga, kita akan jadikan Simalungun menjadi pusat holtikultura.
“Tolong dibuatkan laporan budidaya bawang merah ini, biar saya sampaikan langsung ke Dirjen Holtikultura Kementerian Pertanian, agar daerah ini dijadikan salah satu sentra holtikultura,” imbuhnya.
Simbolon Tengkoh akan Diusulkan Jadi Sentra Holtikultura
Seusai menggelar panen perdana, kemudian dilanjutkan diskusi pertanian. Pada momen itu, salah seorang petani, Jon Muller Purba mengucapkan terimakasih kepada Korps Senior Himapsi atas kepedulian dan ilmu pertanian yang diberikan kepada petani.
“Dari penjelasan Ketua Pokja Jinsono Purba, per pokok 4 buah saja sudah beruntung. Tapi tadi kita saksikan ada satu pokok sampai 20 buah (bawang merah). Berarti untungnya bisa berkali lipat. Jangan lelah, jangan bosan memberikan bimbingan kepada kami. Ini sangat luar biasa,” kata Jon Muller.
Sementara Sekjen Korps Senior Himapsi, Sarmuliadin Sinaga menyampaikan bahwa bertani bawang merah dibutuhkan keuletan, karena perawatannya bagaikan merawat seorang anak bayi.
“Waktu panen hanya 75 hari. Sangat cepat, dan rumit. Tapi kalau berhasil, bisa cepat kaya, untung besar. Tapi bisa juga bangkrut. Makanya dibutuhkan keuletan dalam merawat tanaman. Marilah kita mulai,” tandasnya.
Parlindungan Purba kembali mengungkapkan rasa bangga atas keberhasilan budidaya bawang merah itu karena sudah dimulai tanpa bantuan pemerintah. Ini luar biasa. Tolong buatkan laporan tentang kegiatan ini agar saya kontak langsung ke Dirjen Holtikultura supaya daerah ini dijadikan sentra Holtikultura.
“Tapi kalau nanti sudah jadi Sentra Holtikultura, tolong jangan coba-coba korupsi dibidang pertanian. Makanya pertanian kita tidak berkembang karena selama ini ada yang bermain-main di pertanian ini. Kalau ada korupsi, yakinlah, tidak akan pernah bisa berhasil pertanian kita. Tolong dikelola dengan baik,” pungkas mantan legislator DPD-RI tiga periode itu.
Petani yang mendapat pendampingan KS Himapsi, Boru Purba, mengungkapkan rasa syukur dan terimakasihnya kepada KS Himapsi.
“Saya hanya menyiapkan modal dan melaksanakan. Semua ilmu tentang bawang merah ini, saya dipandu langsung oleh ahlinya botou Jinsono. Saya sangat bersyukur bisa mendapatkan ilmu tentang penanaman bawang merah ini,” ungkapnya.
Selama 75 hari merawat bawang merah, lanjutnya, dia telah mendapatkan pengalaman dalam mengatasi setiap masalah pada kondisi tanaman. Baik bagaimana mencegah serangan hama, dan pengaruh iklim, sudah dapat dipahami dengan baik.
“Saya terus dipandu dari KS Himapsi. Hampir setiap hari kami telfon beliau (Jinsono). Terimakasih atas bimbingan Korps Senior Himapsi. Semoga ekonomi masyarakat Tengkoh bisa semakin berkembang,” pungkasnya. (Jos)