ASAHAN- Masyarakat Kabupaten Asahan, Sumatera Utara, khususnya omak-omak antusias ingin bertemu langsung dengan Staf Khusus Menteri Hukum dan HAM, Bane Raja Manalu. Meski cuaca hujan, tidak menyurutkan semangat mereka untuk bertemu di Desa Anjung Ganjang, Kecamatan Simpang Empat dan Desa Banjar, Kecamatan Air Joman, Kabupaten Asahan, Sabtu (30/7/2022).
Bane Raja Manalu, mengapresiasi semangat ibu-ibu (omak-omak) yang setia menunggu kehadirannya, meski hujan mengguyur lokasi acara.
Dalam kesempatan itu, ia mengatakan, maju tidaknya sebuah keluarga besar, pengaruhnya dari seorang ibu. Kalau ibu mendidik anaknya dengan baik, maka nantinya anaknya akan berhasil.
“Kalau anak mendapatkan pendidikan yang baik, bersekolah yang baik dan bertutur kata baik serta tahu mengucapkan terima kasih, peluang untuk sukses jauh lebih baik,” ujar alumni Universitas Indonesia ini.
“Saya selalu berpikir bahwa hidup ini harus peduli pendidikan. Saya berangkat dari anak petani. Berangkat dari kesusahan. Sewaktu masih SMP, bapak saya meninggal dunia. Yang saya yakini dari dulu untuk keluar dari kemiskinan adalah pendidikan. Tidak ada ceritanya kita tiba-tiba kaya, tanpa ada pendidikan dan kerja keras,” ungkap pendiri Bagak itu.
Sumber Daya Manusia (SDM) harus maju. Anak-anak di Anjung Ganjang dan Kabupaten Asahan harus maju dan sukses. Maka dari itu program Presiden Jokowi melalui Program Indonesia Pintar (PIP) di Desa Anjung Ganjang, Kabupaten Asahan agar anak-anak yang kurang mampu bisa terbantu. Siswa SD akan mendapatkan beasiswa sebesar Rp 450 ribu, SMP mendapat Rp 750 ribu dan SMA/SMK mendapat Rp1 juta.
“Cara paling efektif untuk keluar dari kesusahan atau kemiskinan adalah pendidikan. Itu sudah saya buktikan. Mamakku tidak lulus dari SMP. Hanya sampai tamat SD. Tapi saya bisa kuliah sampai tamat S2 atau magister dari Universitas Indonesia,” ungkap anak bungsu dari enam bersaudara ini.
Terpisah, Boru Panjaitan saat ditemui di lokasi acara, mengaku sangat terinspirasi dengan semangat juang Bane Raja Manalu untuk bisa keluar dari kemiskinan. Semua orangtua menginginkan anaknya sukses seperti Bane Raja Manalu.
“Kami pun petani. Tidak jarang anak kami menunggak uang sekolah karena tidak ada uang. Kadang pun kami ngutang asalkan bisa bayar uang sekolah. Pas panen hasil tani nanti baru dibayar,” ujar Panjaitan.
Ibu tiga orang anak ini mengatakan kisah Bane Raja Manalu bisa menjadi motivasi bagi anak-anak petani. Meski terbatas, tapi pantang menyerah. Sudah sukses, suka menolong orang.
“Bane itu orangnya baik. Dari cara bicaranya saja, nampak kok orang baik. Ganteng. Sopan dan santun. Suka berbagi. Orang seperti ini cocok jadi pemimpin. Kami pun inginnya anak kami seperti Bane,” pungkasnya. (rel)