WAHANAINFO.COM – Pasca Bupati Simalungun Radiapoh Hasiholan Sinaga (RHS) menemukan adanya siswa kelas 6 SD yang belum bisa Membaca, Menulis, dan Menghitung (Calistung), kini Dinas Pendidikan diminta memprioritaskan penuntasan masalah dimaksud.
Demikian disampaikan Kepala Bidang Sekolah Dasar (Kabid SD) Dinas Pendidikan, Sahman Sidabalok, saat diwawancarai wahanainfo.com di ruang kerjanya baru-baru ini.
“Saat itu pak Bupati bertanya langsung kepada siswa tersebut. Ditemukan ada siswa yang belum bisa membaca, menulis dan menghitung,” jelas Sahman.
Menindaklanjuti masalah tersebut, lanjut Sahman, pertama sekali Dinas Pendidikan meminta data siswa yang belum bisa calistung kepada seluruh Kepala Sekolah. Data yang dimaksud adalah data siswa yang otentik (sebenarnya) khusus untuk kelas 1, 2 dan kelas 3.
Ternyata, yang jadi masalah atau kendala, masih banyak Kepala Sekolah yang tidak jujur menyampaikan data yang sebenarnya.
“Contoh, ada Kepsek yang melaporkan hanya 5 siswa, ternyata setelah disurvei, jumlahnya mencapai 10 orang yang tidak bisa calistung,” jelasnya.
Ketidakjujuran para Kepala Sekolah ditemukan pada saat Dinas Pendidikan didampingi pengawas, turun ke sekolah-sekolah menguji siswa secara langsung. Hasilnya, data yang dikirimkan Kepala Sekolah tidak sesuai dengan fakta di lapangan.
Menurut Sahman, kemungkinan ada siswa yang merasa gugup atau tidak berani menjawab karena yang bertanya adalah orang yang belum pernah dikenal siswa sama sekali. Karena cukup banyak siswa yang hanya diam saat diberikan soal menghitung dan saat diarahkan untuk membaca.
“Namun, untuk memastikan kemampuan siswa tersebut, kami langsung bertanya kepada guru yang juga wali kelasnya. Dan memang benar, diakui, bahwa data Kepala Sekolah tidak sesuai dengan fakta di lapangan,” jelasnya lagi.
Oleh karenanya, Dinas Pendidikan meminta para Kepala Sekolah untuk mendata ulang berdasarkan kondisi yang sebenarnya.
Adapun solusi terhadap para siswa yang belum lulus calistung, Dinas Pendidikan meminta Kordinator Wilayah (Korwil) bekerjasama dengan guru-guru dan Kepala Sekolah, untuk memberikan perhatian khusus bagi siswa yang belum bisa calistung. Perhatian dimaksud salah satunya adalah dengan cara menambah waktu khusus mendidik siswa diluar jam sekolah.
“Kita optimis, kalau guru dan Kepala Sekolah memberikan perhatian khusus, pelan-pelan, anak didik akan mampu menuntaskan calistung. Ini masalah kepedulian kita kepada anak didik,” pungkas pria pemilik gelar sarjana pendidikan itu. (Jos)