SURAKARTA – Kisah pertemuannya dengan dalang cilik bernama Kondang Kalimasada, siswa sekolah dasar dari Kabupaten Boyolali, mengawali sambutan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di Peringatan Hari Wayang Dunia ke VIII di Pendopo Ageng ISI Surakarta, Jumat (4/11) malam.
Kala itu Ganjar berkunjung ke Sanggar Budaya SKWL Nusantara di Desa Grinting, Kecamatan Nogosari, Boyolali. Ganjar dibuat kagum dengan antusias siswa TK hingga SD yang sejak dini belajar kesenian mulai Pedalang, Sinden, hingga Pengrawit.
“Yang bikin saya bangga, mereka datang diantar orangtua dengan penuh kesadaran mereka ingin belajar menari nembang dalang ngrawit. Artinya saya orang yang tidak pernah ragu wayang akan hilang. Nggak pernah,” tegas Ganjar disambut gemuruh tepuk tangan.
Keberanian siswa ini, kata Ganjar, adalah bukti jika anak-anak diberikan ruang dan kesempatan untuk unjuk bakat. Maka akan muncul bibit-bibit baru yang potensial.
“Tentu saja tantangannya tidak mudah karena apa anak-anak tertarik nggak ya, karena persaingan globalnya juga luar biasa. Maka kemudian perlu para dalang, para seniman, membuat inovasi,” ujarnya.
Ganjar membayangkan, nantinya wayang akan lebih beragam bentuknya. Instrumennya bisa lebih baik, ceritanya juga bisa lebih dikembangkan lagi. Termasuk menggabungkan wayang dengan teknologi.
“Sehingga wayang tidak hanya diuri-uri, dimainkan saja, ditonton tetapi dikembangkan dan terus saja akan muncul sesuatu yang baru sehingga orang akan menarik,” ujarnya.
Peringatan HWD ke VIII ini mengambil tema Mawayang Hayu; Wayang Moderasi dan Keberagaman. Ganjar mengatakan tema ini sesuai dengan wayang yang bisa digunakan sebagai media bertutur.
Melalui wayang, lanjut Ganjar, dalang bisa bercerita tentang keberagaman, gotongroyong, persatuan, hingga cerita yang membangun. Seluruh cerita itu bisa direpresentasikan dari tokohnya.
“Mungkin hari ini menceritakan tokoh semacam Sengkuni bisa menjadi diskusi luar biasa dengan waktu-waktu seperti ini,” seloroh Ganjar.
Acara tersebut dihadiri Staf Khusus Menko Bidang PMK Bidang Reformasi Birokrasi, Ravik Karsidi, Rektor ISI Surakarta I Nyoman Sukerna, hingga Seniman asal Jawa Timur, Kirun.
HWD ke VIII ini merupakan event tahunan yang digagas ISI Surakarta. Dua tahun sebelumnya perayaan digelar secara daring akibat Covid-19. HWD ke VIII ini akan berlangsung hingga 6 November dengan berbagai kegiatan. Salah satunya seminar internasional wayang Panji. (Red)