WAHANAINFO.COM- Aksi unjukrasa warga Huta Balige Nagori Mariah Jambi dan warga Nagori Moho Kecamatan Jawa Maraja Bah Jambi Kabupaten Simalungun, berujung bentrok antara warga dengan security.
Bentrokan itu menyebabkan Danton Security mengalami luka-luka dan terpaksa dilarikan ke RSUD Djasamen Pematang Siantar.
Peristiwa bentrokan itu terjadi pada hari Selasa lalu, 16 Agustus 2022.
Informasi dihimpun, bentrokan itu berawal dari adanya aksi penggarapan secara sepihak yang dilakukan warga di lahan PTPN – IV Unit Bah Jambi, tepatnya di Afdeling 2.
Adanya aksi penggarapan dari warga tersebut, membuat managemen PTPN IV membuat kebijakan dengan mendatangkan ribuan karyawan dari seluruh unit di Distrik I ( Senin, 15/8/2022), dengan tujuan untuk menghadang ratusan warga yang akan beraksi menggarap lahan sawit di Kebun Unit Bah Jambi yang diketahui berstatus Hak Guna Usaha (HGU) milik PTPN IV.
Dikutip dari Video yang beredar di media sosial, pada saat itu Manager PTPN-IV Unit Jambi dihadapan ratusan massa mengatakan apabila ada warga yang merasa lahan tersebut adalah miliknya, diminta agar menempuh jalur hukum dan jangan bertindak dengan cara anarkis.
“Silahkan tuntut melalui jalur hukum. Jangan membuat tindakan anrkis terhadap pekerja atau karyawan karena dalam hal ini pekerja adalah hanya menuruti aturan kerja dari managemen PTPN IV,” katanya.
Namun warga diduga tidak terima dan akhirnya berujung bentrok antar kedua belah pihak.
Danton Security PTPN IV, Jawardi, saat ditemui di salah satu ruangan RSUD Djasamen Saragih Pematang Siantar pada Senin (22/8) sekira jam 14.30 WIB, mengisahkan bahwa masyarakat yang mengatasnamakan kelompok tani tersebut ingin menggarap kebun kelapa sawit yang produktif di Afdeling II Nagori Moho seluas sekitar 200 hektare.
“Warga melayangkan surat ke Kapolres, Camat dan Nagori untuk memperluas lahan yang sudah digarap 125 hektar sebelumnya. Mereka mungkin kurang puas, dan mau menggarap sekitar 200 hektare lagi. Atas dasar itu, makanya kami dari pengamanan kebun bersama serikat pekerja berkumpul di lokasi untuk mempertahankan aset PTPN-IV,” kata Jawardi
Menurut Jawardi, warga yang ingin menggarap lahan tersebut sebanyak 147 Kepala Keluarga (KK) dari Nagori Mariah Jambi dan Huta Balige. Sebelumnya warga sudah menggarap sekitar 125 hektare dengan dalih milik nenek moyang mereka.
“Massa sudah membawa perlengkapan seperti cairan yang diduga racun yang dapat mematikan tanaman sawit, semprot, parang, sabit cangkul dan lainnya. Mereka sempat memasuki lokasi kebun namun beruntung belum sempat beraksi karena karyawan langsung dengan cepat berdatangan untuk menghadang. Karena aksinya tidak bisa terlaksana, ratusan warga tampak memilih untuk mundur pulang dengan alasan makan siang,” beber Jawardi.
Namun saat melakukan penghadangan terhadap warga, karyawan bersama security sempat terjadi bentrok. Jawardi dan satu orang security lainnya pun menuai amukan massa.
“Saya ditarik oleh warga yang saya tidak kenal dan di pukuli sehingga bagian kepala, tangan dan kaki mengalami luka- luka. Hanphone dan dompet saya juga hilang,” ungkap Jawardi.
Atas peristiwa itu, dia meminta penegak hukum untuk bertindak adil dan menindak tegas para pelaku agar tidak terjadi lagi tindakan semena-mena oleh warga.
“Saya sudah membuat pengaduan ke Polres Simalungun. Tapi hingga saat ini belum ada tindakan,” keluh Jawardi.
Salah seorang saksi mata pada saat insiden tersebut di temui di Bah Jambi berinisial “E” menyampaikan bahwa insiden tersebut benar terjadi.
“Kita mengesalkan pihak kepolisian karena terkesan membiarkan petugas pengamanan kebun dalam hal ini Danton Security di pukuli oleh massa,” katanya.
Hingga berita ini di terbitkan, pihak kepolisian dan warga yang melakukan penganiayaan belum berhasil di konfirmasi. (Mat/Jos)