Wahanainfo | Pematangsiantar, Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Gerakan Mahasiswa Bersatu menggelar aksi unjuk rasa sebagai bentuk evaluasi terhadap 100 hari kepemimpinan Wali Kota Pematangsiantar, Wesly. Aksi ini berlangsung di depan kantor Wali Kota dan diwarnai dengan orasi, pembacaan pernyataan sikap, serta tuntutan yang ditujukan langsung kepada pimpinan daerah tersebut. Jumat 13 Juni 2025
Ketua Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Pematangsiantar-Simalungun,Robert Hidayat Pardosi, menyampaikan bahwa aksi ini merupakan bentuk kekecewaan mendalam dari mahasiswa terhadap jalannya pemerintahan Wesly yang dinilai tidak berpihak kepada masyarakat.
“Aksi ini adalah representasi dari kekecewaan kami, mahasiswa, terhadap kepemimpinan Wesly. Ia tidak menunjukkan keberpihakan terhadap masyarakat Kota Pematangsiantar. Tiga belas program prioritas yang dijanjikan dalam masa kampanye tidak berjalan sebagaimana mestinya,” ujar Robert dalam orasinya.
Lebih lanjut, Robert menuding bahwa Wali Kota Pematangsiantar terlalu sibuk mendengarkan mafia birokrasi yang diduga kuat masih bercokol di tubuh Pemerintah Kota Pematangsiantar. Akibatnya, fokus terhadap pembangunan dan peningkatan kesejahteraan rakyat menjadi terabaikan.
“Beliau seperti terjebak dalam lingkaran elit birokrasi yang tidak produktif. Ini sangat membahayakan, karena seorang wali kota seharusnya berpikir dan bekerja untuk rakyat, bukan untuk elite birokrasi,” tegasnya.
Di tengah aksi ini, Robert juga menyampaikan kekecewaan terhadap beberapa media yang dianggap telah membentuk opini publik yang merugikan gerakan mahasiswa.
“Kami mencermati telah berkembang opini-opini dari sejumlah media yang tidak berdasar dan sangat merugikan gerakan kami. Padahal, aksi ini murni lahir dari keresahan mahasiswa yang melihat kegagalan pemerintah kota dalam menjalankan amanah rakyat,” tambahnya.
Aliansi Gerakan Mahasiswa Bersatu mendesak Wali Kota untuk segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kinerja aparaturnya dan memprioritaskan kebijakan yang menyentuh langsung kebutuhan masyarakat.
Aksi ini berjalan dengan tertib di bawah pengawalan pihak keamanan. Mahasiswa menegaskan bahwa jika tidak ada perubahan signifikan dalam waktu dekat, aksi lanjutan dengan skala yang lebih besar akan digelar.
Dalam aksi ini panca sebagai koordinator Gerakan Aspirasi Mahasiswa Pembela Rakyat (GAMPAR) menekankan agar walikota dapat lebih memfokuskan kepentingan Angaran ke masyarakat dari pada kebutuhan pemerintah kota Pematang Siantar terlebih untuk fasilitas atau bahkan tunjang dan saya berharap apa yang sudah menjadi kesepakatan yang di sampaikan saat aksi bukan hanya janji semata
Selanjutnya Kobab perwakilan (KSPM) kelompok studi pendidikan merdeka menyampaikan Aksi turun ke jalan yang dilakukan oleh aliansi gerakan mahasiswa di Pematangsiantar tempo hari bertujuan untuk mengevaluasi dan mendesak Wali Kota agar menepati janji-janji yang telah disampaikan saat kampanye di 100 hari kerjanya ketika sudah menjabat. Namun Banyak janji yang belum terealisasi, dan mahasiswa merasa perlu menyuarakan keresahan masyarakat. Namun sayangnya, ada media-media yang justru memberitakan aksi ini seolah-olah dipolitisasi atau digerakkan oleh kepentingan tertentu. Hal ini menimbulkan dugaan bahwa media tersebut bekerja sama dengan pihak pemerintah kota untuk menggiring opini publik agar menilai aksi mahasiswa secara negatif. Padahal, gerakan ini murni berasal dari kepedulian terhadap kondisi kota dan tuntutan atas janji yang belum ditepati Terima kasih.
Lap. Red