WAHANAINFO | MEDAN, Sabtu (10/06/2023) Abd Halim sebagai salah seorang Mahasiswa dan juga Jurnalis tergerak hati untuk menghadiri Acara Solidaritas Nyalakan Lilin Dan Doa Bersama yang dilaksanakan oleh Pemerintahan Mahasiswa Universitas Sumatera Utara dibawah kepemimpinan Presiden Mahasiswa, Dimas Aditya Sailendra dan Wakil Presiden Mahasiswa, Muhammad Liputra, acara tersebut dilaksanakan didepan Kantor Polda Sumatera Utara. Sabtu, (09/06/2023).
Kegiatan yang seharusnya sudah dilaksanakan semenjak pukul 17:30 wib akhirnya tertunda karena faktor cuaca yang hujan hingga ba’da maghrib, namun acara tetap berjalan dengan aman dan lancar.
Acara tersebut diawali orasi masing masing perwakilan mahasiswa, dari pihak keluarga yaitu ibu korban dan tante kandung korban serta penyampaian puisi dan doa.
Ketika diakhir kegiatan Wakasat Rekrim Poltabes Medan menyampaikan jawaban dari Mahasiswa dan Wartawan yang ada, Abd. Halim melontarkan pertanyaan kepada Kapolsek Patumbak, Kompol Faidir Chaniago yang berhadir dalam aksi tesebut untuk menanyakan pernyataan AKP. Ridwan selaku Kanit Reskrim Polsek Patumbak yang menyatakan secara sepihak tanpa hasil autopsi bahwa Almarhumah Maahira Dinabila diduga bunuh diri karena meminum Baygon.
Ketika dikonfirmasi perihal pembatalan sepihak Autopsi yang dilakukan oleh Ayah Angkat Korban yang menjadi salah satu Saksi Pertama menemukan korban, Kapolsek Patumbak dinilai tidak transparan dalam menyampaikan hasil penyidikan sehingga kasus ini diambil alih oleh pihak Polrestabes Medan dalam tahap penyelidikan.
Presiden Mahasiswa USU, menegaskan berarti bapak secara tidak langsung menyampaikan bahwasannya pendugaan dari bapak itu salah karena hasil autopsi belum keluar, tanya Dimas.
Spontan Kapolsek mengucapkan kalimat ” Iya, maka yang bisa menyimpulkan itu adalah hasil dari Autopsi “, mahasiswa menyauti jawaban Kapolsek, berarti pihak kepolisian menyebarkan hoax, Tolong Pak Kapolri, Atensinya Pak Kapolri.
Sontak para Mahasiswa yang hadir melontarkan kalimat ” Klarifikasi ” terhadap Kapolsek Patumbak.
Presiden Mahasiswa juga meminta pihak kepolisian untuk Konferensi Pers atas kejadian kasus Maahira Dinabila.
Halim juga menanyakan perihal autopsi ini dilakukan oleh Labfor Polda SUMUT atau Inafis Poltabes Medan serta disposisi kasus kematian Maahira Dinabila dilimpahkan kemana, Wakasat Reskim menjawab bahwa untuk proses penyelidikannya dibentuk Tim Sat Reskrim Poltabes Medan dengan Polsek Patumbak ” Tak usah pakai lagi Polsek Patumbak itu, Tak ada gunanya” Ujar Mahasiswa.
Presiden Mahasiswa USU meminta kepastian hukum terhadap pihak keluarga yang ada. Sontak Wakasat Reskrim menutup pernyataannya dan berharap menunggu hasil Autopsi yang ada sehingga membuat Mahasiswa yang hadir kecewa atas pernyataan dari Kapolsek bahkan Wakasat Reskrim Poltabes Medan yang berhadir pada aksi tersebut.
Halim yang mengikuti kejadian kasus ini meminta kepada pihak Kapolda SUMUT melalui Kadiv, Propam Polda SUMUT untuk memeriksa AKP, Ridwan sebagai Kanit Reskrim Polsek Patumbak atas pernyataannya terhadap kepada publik yang menduga bahwa Korban Maahira Dinabila diduga bunuh diri, hal tersebut sangat menyakiti hati dan perasaan keluarga kandung korban bahkan rekan mahasiswa dan masyarakat yang turut hadir. Bahkan Halim meminta kepada Kapolda Sumut segera untuk mencopot Kapolsek Patumbak, karena tidak Presisi dalam pengungkapan kasus ini, tegasnya.
Jika ada pihak yang berusaha menutupi kasus ini, siapapun dia, saya berharap pidanakan saja oknum tersebut jika terbukti terlibat dalam menutupi kasus kematian Maahira Dinabila, Mahasiswi USU yang mati dengan penuh tanda tanya, terangnya.
Secara pribadi Halim dkk akan melaksanakan diskusi dalam waktu dekat untuk mengungkap misteri kematian Maahira Dinabila, bahkan akan melaksanakan aksi yang lebih besar untuk meminta keadilan buat Maahira Dinabila serta meminta kepada Kapolda SUMUT untuk memeriksa bahkan mencopot Kapolsek Patumbak dan seluruh pihak yang tidak Presisi dalam pengungkapan kasus ini. ( A.H/WI )