WAHANAINFO.COM – Ketua PMKRI Cabang Pematang Siantar, Maruli Tua Sihombing, menyoroti isu terkait mulai beraksinya para begal di Pematang Siantar. Menurutnya, hal ini tidak terlepas dari tingginya angka pengangguran dan lingkungan sosial yang tidak mendukung.
Tingginya angka pengangguran tersebut, dapat divalidasi dari data Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Pematang Siantar yang saat ini berada pada poin 9,36 persen.
“Hal ini berimplikasi kepada ketidakmampuan kaum muda untuk menghidupi dirinya. Ini harus menjadi perhatian serius pemerintah kota Pematang Siantar. Optimalkan segala potensi yang ada untuk membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya,” kata Maruli melalui siaran pers, Kamis (27/07/2023).
Selain masalah pengangguran, faktor lain yang dapat memicu terjadinya begal dimaksud, kata Maruli, adalah lingkungan sosial yang kurang mendukung. Salah satunya menyangkut kurangnya pengawasan terhadap titik-titik tertentu di Kota Pematang Siantar yang pada dasarnya rawan terjadi pembegalan.
Hal ini menurutnya sejalan dengan Ketua sebuah hasil penelitian yang disampaikan oleh S. Susanto, 2011, yang menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi terjadinya kejahatan begal dapat dilihat dari perspektif kriminologi, yaitu yang pertama faktor ekonomi, kedua faktor lingkungan sosial pelaku, dan yang ketiga faktor peniruan kejahatan begal.
“Besar harapan saya pemerintah Kota Pematang Siantar dapat berkolaborasi dengan Polres Pematang Siantar untuk melakukan monitoring secara efektif dan berkala terutama di jam-jam yang rawan terjadinya pembegalan,” ujarnya.
Selanjutnya, Maruli juga menekankan perlu ada peningkatan beberapa penerangan jalan di berbagai titik agar memberikan rasa nyaman dan aman, sebab sering sekali di lokasi-lokasi yang minim penerangan rawan terjadi pembegalan, salah satunya di Jalan Pdt. J. Wismar Saragih.
“Selain upaya preventif dan juga upaya penindakan yang dilakukan oleh pemerintah dan kepolisian, masyarakat juga perlu saling mengingatkan satu sama lain untuk tetap waspada,” pungkasnya.(Rel)