Adakah yang kaget ketika Ganjar Pranowo kembali menduduki puncak jajak pendapat? Ya, keterpilihan Ganjar menjadi figur calon presiden 2024. Gubernur Jawa Tengah ini lagi-lagi bertengger di puncak survei capres.
Oleh : Gus Raharjo
Di Jawa tengah
Apakah kalian terkejut? biasa saja?, atau memang tidak kaget jika Ganjar kembali memimpin papan survei? Silahkan jawab sesuai kata hati saja, jangan sampai mengada-ada.
Pertanyaan itu memang sengaja saya lempar ke publik, khususnya orang-orang yang dekat dengan saya. Mulai dari lingkungan rumah sampai teman satu pekerjaan saya tanyai satu per satu. Lingkupnya memang sempit, soalnya saya bukan pemilik lembaga survei. Hehehe.
Saya berada di posisi netral. Saya tidak berada di kubu Ganjar Pranowo, apalagi condong ke pihak Prabowo Subianto maupun Anies Baswedan. Intinya saya tak memihak nama-nama capres tersebut. Tujuan saya hanya sebatas ingin tahu, kenapa Ganjar kembali naik berdasarkan asumsi mereka. Padahal belum lama ini elektabilitasnya cenderung melemah.
Mungkin semuanya sudah pada tahu kalau elektabilitas Ganjar beberapa waktu lalu anjlok. Simulasi yang dilakukan Lembaga Survei Indonesia (LSI), Prabowo menggapai top skor dengan angka 30,3 persen naik dari sebelumnya 26,7 persen. Ganjar turun dari 35 persen menjadi 26,9 persen. Sedangkan Anies tetap bertahan di posisi ketiga meskipun meningkat dari 24 persen menjadi 25,3 persen.
Banyak anggapan yang keluar setelah elektabilitas Ganjar ini turun signifikan. Dugaan paling besar adalah dipengaruhinya sikap Ganjar yang berujung pada pembatalan Piala Dunia U-20 di Indonesia. Pada momentum itu, Ganjar memang tegas menolak Timnas Israel berlaga di Tanah Air.
Dari sekian teman-temanku, rupanya sudah mengira elektabilitas Ganjar akan melempem jika survei dilakukan bertepatan pada momentum batalnya pesta sepak bola dunia. Begitu pula mereka tidak kaget jika nama Ganjar kembali memimpin ruang survei.
Ada sejumlah alasan yang disampaikan teman-temanku. Mulai dari gaya kepemimpinan hingga sosoknya yang humanis terhadap rakyat. Menurut beberapa teman, Ganjar adalah sosok pemimpin yang peduli dengan rakyat, merakyat. Belum lagi program-programnya yang menorehkan penghargaan.
Walaupun ada kontroversinya di mata publik, seperti halnya penolakan timnas Israel. Jika ditilik kembali, yang dilakukan Ganjar berdasarkan peraturan pemerintah Indonesia. Terlebih juga karena amanat pendiri bangsa yang mendukung kemerdekaan Palestina yang dijajah Israel.
Tetapi semuanya sudah berlalu, dan publik sepertinya mulai memahami sikap Ganjar yang mengundang perdebatan tersebut. Bisa dibilang, publik kian belajar terhadap hal-hal yang sudah-sudah. Mengutip perkataan temanku “masyarakat, utamanya warganet itu latah terhadap keadaan yang terjadi”.
Ada benarnya ucapan kawanku itu. Dan kenyataannya begitu, meskipun juga tak sedikit akun bodong yang mencaci maki Ganjar Pranowo di kolom komentar Instagram-nya. Toh, Ganjar tak menutup ruang komentar layaknya orang lain yang merasa diserang. FIFA pun setelah menghapus nama Indonesia sebagai tuan rumah langsung mematikan fitur komentar.
Apa yang ada di kepala teman-temanku tersebut dibuktikan dengan adanya survei yang dilaksanakan Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC). Rilis hasil survei terbaru itu menyebut Ganjar kembali rebound atau melambung seusai faktor yang saya sebut di atas yakni, gagalnya Indonesia menjadi tempat digelarnya Piala Dunia U-20.
Ganjar berada di posisi teratas dengan suara 26,8 persen. Dia mengungguli Prabowo yang mendapat elektabilitas 25 persen. Sedangkan Anies stagnan di posisi ketiga yakni 16,7 persen. Begitu pula dalam simulasi survei capres 2024 top of mind maupun format semi terbuka, Ganjar tetap mengungguli jajak pendapat. Termasuk mayoritas santri, abangan hingga kalangan priyayi di Jawa yang cenderung memilih Ganjar menjadi the next president.
Jika dilihat secara keseluruhan dari survei teranyar, suara Ganjar yang sempat menurun mulai menunjukkan peningkatan. Dukungan terhadap Ganjar pun kembali memulih. Agaknya yang disampaikan teman-temanku sebelumnya, publik akan kembali lagi melihat kinerja-kinerja para tokoh capres.
Memang sih, seperti yang saya singgung, Ganjar memiliki segudang program yang isinya berpihak terhadap rakyat. Di antaranya pengentasan kemiskinan, di bidang pendidikan ada SMKN Jateng dan kurikulum antikorupsi, lalu di sektor pemerintahan dia telah merombak birokrasi yang beorientasi pada pelayanan masyarakat, dan masih banyak lagi.
Termasuk jika ada aduan, Ganjar terlihat gercep menanggapi. Tak lama kemudian laporan itu selesai ditangani. Bahkan, jika laporan itu sudah teratasi, dan menjadi sebuah kebijakan dia terus memantaunya. Mungkin, di sini Ganjar ingin memonitor suatu persoalan yang dihadapi rakyatnya. Sepertinya, memang gaya dan kepemimpinan Ganjar tak dapat terpisahkan dengan rakyat.
Mungkin di antara capres, hanyalah Ganjar yang dianggap memiliki sepak terjang paling relevan dengan keadaan Indonesia. Sebab, semua programnya berorientasi kerakyatan, apalagi terhadap wong cilik yang sudah tak diragukan.
Sepertinya keingintahuan saya sudah terjawab. Mau apa yang terjadi publik kembali memilih Ganjar dengan rekam jejaknya memimpin Jawa Tengah. Kalau boleh menyimpulkan, Ganjar benar-benar kembali rebound (melambung). (***)