Wahanainfo | Binjai – Proses Penghitungan suara yang saat ini dilakukan ditingkat Kecamatan oleh Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) sangat rentan untuk di Intervensi oleh pihak pihak yang ingin memaksakan kehendaknya, dan untuk itu sangat dibutuhkan Keaktifan dari Pihak Penegak Hukum dalam hal ini Polri untuk menjamin para Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) agar nyaman dalam menjalankan tugas tugas demokrasinya, demikian disampaikan oleh Tunggul CE Butar butar, Pengamat Politik dari Lembaga Informasi dan Advokasi Rakyat Sumatera Utara.
Menurut Tunggul CE Butar Butar, pola-pola intimidasi ini harus dihindari, setiap kontestan harus siap menerima segala konsekwensi dari Pemilu yang lalu, sikap menerima kemenangan dan kekalahan harus dijadikan dasar untuk kematangan berpolitik. Karena itulah hakekat dari sebuah pertarungan. Jangan mau menangnya aja, lanjut Tunggul.
Mantan Aktivis Mahasiswa ini juga menyampaikan bahwa dia ada mendengar riak-riak dalam penghitungan suara di Binjai, bahkan menurut informasi yang diterimanya ada indikasi yang mengarah pada intervensi terhadap pelaksana Pemilu dalam hal ini Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK).
Intervensi ini menurut Tunggul mengarah pada peraihan suara salah seorang Caleg Incumbent yang saat ini duduk sebagai anggota DPRD mewakili Binjai Kota.
Caleg Incumbent yang kemungkinan tidak akan duduk lagi akibat dari tidak terpenuhinya suara untuk meraih kursi, kabarnya berusaha untuk mengintervensi Pelaksana Pemilu.
Ini tidak bisa dibiarkan, aparat Penegak hukum harus segera turun dan menjaga Pelaksana Pemilu agar jangan sampai diintimidasi, tegas Tunggul CE Butar butar.
Kemudian Aktivis yang dikenal dengan panggilan Charles Gondrong ini menambahkan, bahwa Demokrasi (Kedaulatan Rakyat) itu harus dijaga, semua pihak harus menjaga Kedaulatan ini. Rakyat telah menentukan Pilihan dan Pilihan Rakyat itu harus dijaga, mengintimidasi Pelaksana Pemilu sama artinya Mengintimidasi Kedaulatan Rakyat, dan konsekwensinya akan menimbulkan perlawanan Rakyat. Jadi jangan sampai rakyat marah atau jangan memprovokasi agar rakyat marah dan menimbulkan kerusuhan, cukup lah, kalau sudah tidak terpilih lagi berarti rakyat tidak menginginkan, jangan paksakan keinginan pada rakyat yang tidak menginginkan. Jangan merasa bahwa rakyat masih suka, kalau ada pemikiran seperti itu maka sama artinya Caleg Gagal itu orangnya BAPERan, kata Charles mengakhiri pernyataan nya. (A.H)