Wahanainfo | JAKARTA, Serikat Nasional Akademi Sulawesi Barat (Sandek) mengecam sikap Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Sulbar dalam pembangunan lanjutan rekonstruksi dan rehabilitasi asrama mahasiswa Sandek Sulbar di Jakarta. Kamis 4 September 2025
Mahasiswa menilai Dinas PUPR Sulbar mengabaikan arahan Wakil Gubernur Sulbar, Salim S. Mengga, yang sebelumnya menekankan pentingnya keterlibatan mahasiswa dalam setiap tahapan pembangunan.
Sebelumnya, Wagub Sulbar bersama mahasiswa Sandek menggelar rapat resmi di Mess Penghubung Sulbar Jakarta. Dalam pertemuan itu, Wagub menegaskan keterlibatan mahasiswa dalam setiap tahapan proses wajib dilakukan demi menghindari persoalan seperti yang terjadi pada tahap pembangunan pertama sebelumnya karena melihat keresahan mahasiswa benar adanya.
Namun, Jepry, mahasiswa Sulbar di Jakarta, menyebut di tahapan ini justru tanpa pelibatan kami mahasiswa. “Pembangunan sudah berjalan hampir tiga minggu, tapi kami sama sekali tidak diberitahu apalagi dilibatkan. Kami baru tahu saat pekerjaan berjalan. Ini jelas mengecewakan,” ujarnya, Rabu (3/9/2025).
Menurut Jepry, mahasiswa masih berpegang pada hasil rapat resmi tersebut. “Seharusnya sejak awal Dinas PU membuka ruang bersama mahasiswa, sesuai arahan Pak Wagub,” tegasnya.
Saat melakukan kunjungan ke lokasi, mahasiswa mengaku bertemu dengan pihak pengawasan/konsultan perencana dan menemukan sejumlah ketidak sesuaian. Fasilitas yang dibangun hanya berupa tempat tidur, toilet, dan dapur. Sementara aula berkegiatan mahasiswa justru berukuran kecil, sama luasnya dengan kamar tidur.
“Itu jelas tidak bisa menampung kegiatan mahasiswa. Ide awal mahasiswa tidak sesuai dengan perencanaan yang ada sekarang,” tambahnya.
Banyak masukan mahasiswa yang kami sampaikan, yang menurut kami tidak sesuai dengan harapan sebagaimana usulan awal kepada pemerintah provinsi, Kamar yang cukup dan aula berkegiatan” ujarnya.
Eks Bendahara Umum HMI Cabang Depok itu juga menyampaikan kekecewaan mendalam. “Padahal, orang tua kita Wagub Sulbar Salim S. Mengga dan kakanda Samsul Samad Sebagai anggota DPRD Provinsi sebelumnya berjanji mengawal pembangunan asrama ini secara khusus. Namun, ketika anggaran suda diperjuangkan dan ada, Dinas PU terkesan asal membangun, seolah berorientasi pada proyek semata. Jujur saja ide dasar memperjuangkan pembangunan asrama mahasiswa Sulbar di Jakarta bukan semata tempat istirahat atau sekadar fasilitas tidur. Lebih dari itu, asrama harus menjadi ruang ekspresi mahasiswa untuk berkarya, berkreasi dalam bidang seni, budaya, hingga intelektual.
“Asrama ini bukan hanya soal fisik bangunan, tapi rumah kaderisasi. Tempat mahasiswa Sulbar di Jakarta menjalin silaturahmi, mengasah potensi, dan melahirkan gagasan besar untuk daerah. Jika pembangunan hanya sebatas toilet, dapur, dan kamar tidur, itu berarti ada kegagalan memahami ruh perjuangan mahasiswa,” Tutupnya.
Lap. red