SEMARANG – Puluhan pendeta dari Maluku menemui Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di Semarang, Minggu (11/9). Mereka ingin belajar langsung kepada Ganjar terkait kepemimpinan yang yang baik, yang selalu menjaga toleransi antarumat.
Usai kunjungan kerja dari Kudus, Minggu sore, Ganjar langsung menemui para pendeta yang tergabung dalam Sinode Gereja Protestan Maluku (GPM). Mereka pun hanyut dalam perbincangan tentang kepemimpinan dan merawat perbedaan di masyarakat.
Ketua Sinode GPM, Pendeta Elifas Tomix Maspaitella mengatakan, Gubernur Ganjar Pranowo punya kepemimpinan yang bisa ditiru dalam hal menjaga toleransi antarumat.
Selama ini dia melihat Jawa Tengah sangat menjaga toleransi. Tentu, kata kata dia, hal itu tak bisa lepas dari sosok pemimpinannya yang selalu menebarkan semangat toleransi dan menghormati.
“Kenapa ke sini? Karena Jawa Tengah adalah salah satu provinsi yang sangat toleran. Banyak kota di Jateng yang masuk kategori toleran dan topologinga nyaris sama seperti di Maluku,” papar dia.
Ditambahkan Pendeta Elifas, sikap saling menghormati dan toleransi harus terus dipupuk dan ditebarkan. Salah satunya dengan merangkul kelompok dengan pemikiran berbeda untuk bersatu, seperti yang selama ini dilakukan Ganjar Pranowo.
“Kami merasa bahwa model yang seperti itu harus juga turut kami pahami. Apalagi di Maluku punya sejarah panjang merawat toleransi antarumat beragama yang dibangun kembali sampai sekarang sejak terjadinya konflik kemanusiaan tahun 1999,” papar dia.
Lebih lanjut, Elifas pun merasakan sikap hangat, saling menghargai dan toleransi yang dirunjukkan Ganjar dalam menyambut rombongannya. Di mana Elifas datang bersama 75 pendeta Sinode Gereja Protestan Maluku (GPM) yang memang sengaja datang ke Jateng untuk belajar pola kepemimpinan dan pengasuhan.
Selain menemui dan belajar langsung dengan Ganjar, para pendeta juga telah bertemu dengan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Jateng. Serta akan berkunjung ke Pesantren Edi Mancoro Salatiga.
“Kami berterima kasih disambut oleh gubernur yang rendah hati, yang sangat bersahabat dan ramah, dan saya kira kita butuh teladan kepemimpinan yang seperti itu,” ujarnya.
Sementara itu, Gubernur Ganjar Pranowo mengapresiasi semangat para pendeta dari Maluku dalam rangka merawat toleransi. Ganjar senang bisa berbagi banyak hal dalam upaya merawat perbedaan dan toleransi antarumat beragama di Jateng.
“Ini sebenarnya kawan-kawan pendeta dari Maluku sedang studi banding, bagaimana moderasi beragama dan bagaimana FKUB. Tentu saya senang bisa berbagi cerita,” ujarnya.
Diakui Ganjar, dari pertemuan singkat ini mereka bisa saling belajar tentang toleransi. Di mana Ganjar dapat pelajaran melalui Pela Gandong. Yakni sebuah ikatan yang mencerminkan penghormatan sosial dan rasa kemanusiaan, persaudaraan serta kekeluargaan dalam Maluku.
Ganjar pun kagum dengan para pendeta Maluku yang sangat terbuka untuk belajar tentang toleransi dari siapa pun. Bahkan, rombongan pendeta itu juga akan berkunjung ke pondok pesantren untuk belajar mengenai kepemimpinan.
“Yang menarik, para pendeta ini akan ke pondok pesantren karena mereka akan belajar bagaimana leadership, bagaimana pendampingan kepada para santrinya, dan mereka akan membawa ke sana. Ini asyik sekali menurut saya,” ujar gunernur.
Ganjar berharap, kegiatan yang dilakukan para pendeta Sinode GPM ini membuahkan hasil. Mereka bisa membawa nilai-nilai baik tentang toleransi yang bisa diterapkan di Maluku. (rel)