Wahanainfo. Com | Medan – Ketua Umum LSM Mata & Telinga Merah Putih, Benny Tomasoa, menyatakan dukungan penuh terhadap seruan Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, dalam acara IPA Convex ke-49 yang menegaskan pentingnya penyederhanaan regulasi di berbagai sektor strategis, termasuk pengelolaan sumber daya alam seperti minyak dan gas (migas).
Menurut Benny, pernyataan Presiden bukan sekadar kritik, melainkan sinyal peringatan keras terhadap budaya birokrasi yang selama ini menghambat pelayanan publik dan mempersempit ruang gerak rakyat.
“Sudah terlalu lama bangsa ini menjadi ‘ahli membuat aturan yang menyusahkan rakyatnya sendiri’. Ini harus dihentikan,”tegasnya.
LSM Mata & Telinga Merah Putih menilai bahwa pernyataan Presiden Prabowo merupakan bentuk nyata keberpihakan kepada efisiensi, transparansi, serta pemberdayaan masyarakat khususnya generasi muda yang selama ini merasakan dampak langsung dari tumpukan regulasi birokratis yang tak masuk akal.
“Cukup sudah. Birokrasi yang rumit adalah pintu korupsi. Regulasi berbelit hanya memperkaya segelintir orang dan mematikan harapan rakyat kecil,” lanjut Benny.
Pihaknya mendukung penuh langkah Presiden untuk mencopot pejabat mana pun yang menghambat upaya reformasi ini.
“Jika tak mau berubah, mundur. Jangan halangi bangsa ini maju,”tegasnya.
Lebih lanjut, Benny menyatakan bahwa reformasi regulasi bukan semata-mata urusan administratif, melainkan prasyarat mutlak untuk mempercepat pembangunan nasional, memperluas partisipasi publik, serta memulihkan kepercayaan rakyat terhadap negara.
Pernyataan Presiden Prabowo yang menyebut Indonesia sebagai “ahli membuat regulasi yang menyulitkan diri sendiri” disebutnya sebagai refleksi jujur atas realitas birokrasi yang selama ini dibiarkan.
“Kami akan terus mengawal kebijakan ini agar tidak berhenti sebagai wacana, tetapi menjadi gerakan besar menuju pemerintahan yang bersih, cepat, dan benar-benar melayani rakyat,”pungkas Benny Tomasoa.
Penulis : Dedi Pohan