Hari itu, saat matahari sudah terbenam, dia mengendarai sepeda motor dan membonceng istrinya. Mereka menuju ke rumah, baru pulang dari ladang.
Setibanya di halaman rumahnya, tepat di depan pintu depan, saat laju sepeda motor sudah dihentikannya hendak diparkirkan sembari dia dan istrinya mau turun dari atas sepeda motor, tiba-tiba dia merasa seluruh tubuhnya lemas. Dia merasa kakinya tak mampu digerakkan. Akhirnya dia terjatuh dan kakinya ditimpa sepeda motornya.
Dia harus dipapah untuk masuk ke rumahnya, karena dia merasa tulang-tulangnya tak berdaya. Padahal menurutnya, hanya jatuh biasa saja. Bukan terjatuh dalam kondisi sepeda motor melaju.
“Tak bisa aku bergerak. Lemas. Macam tak ada tulang-tulangku,” katanya mengenang kejadian yang menurutnya aneh itu.
Karena peristiwa ganjil itu, dia harus kembali menjalani perawatan di rumah sakit. Diopname beberapa lama, untuk bisa berobat jalan dirawat di rumah. Kesehatannya makin drop.
Di tengah situasi yang menurutnya makin ganjil itu, setelah berembuk dengan sanak keluarga, Tohap juga dibawa berobat ke paranormal.
“Bukan kita tak percaya kuasa Tuhan. Tapi, aku yakin, ada juganya kekuatan-kekuatan supranatural di luar logika kita, yang nggak terjangkau medis kadang-kadang,” ucapnya.
Beberapa paranormal di daerah Sumatera Utara telah mencoba kemampuannya, mengobati Tohap. Pendapatnya hampir sama. Tohap kena guna-guna. Ramuan diberikan. Ada yang dioleskan, diminum, atau dimandikan. Ada juga pegangan untuk penangkal.
“Tapi dari semuanya, belum ada yang maksimal. Kalau kami bilang biar guna-guna itu dicabut, paranormal itu bilang, penangkalnya aja dibuat sama obatnya,” ujarnya.
Suatu kali, seorang paranormal dari kabupaten yang sama dengan tempat tinggal Tohap, dihadirkan untuk mengobati Tohap. Seorang laki-laki paruh baya. Dia datang ke rumah Tohap didampingi asistennya.
Ritual digelar. Ramuan dijejerkan di atas tikar. Mantra dirapalkan. Suasana tegang menunggu ramalan. Hasilnya sama. Tohap diramal kena guna-guna.
Tapi kali ini agak beda dari sebelumnya. Paranormal seakan mengabulkan permintaan keluarga Tohap, saat diminta untuk menunjukkan siapa pelakunya. Meski tak secara gamblang, tapi sebuah situasi yang terjadi saat itu seolah memberi titik terang, siapa yang berlaku jahat kepada Tohap.
“Tunggu. Biar kuserang balik dia.”
Paranormal itu kembali merapal mantra. Mengotak-atik ramuan yang ada. Makna dan kekuatan magisnya hanya dia yang tau. Keluarga Tohap hanya tegang menyaksikan. Mewanti-wanti apa yang akan terjadi. Semua menanti, apa makna serang balik yang dilontarkan paranormal.
Saat suasana masih hening, dan tegang menanti perihal apa yang terjadi. Tiba-tiba, dari arah pintu depan rumah Tohap, secara mengejutkan, suara laki-laki dengan nada terbatah-batah dan nafas terengah-engah memanggil setengah berteriak.
Pintu yang ditutup digedor-gedor. Seolah tak sabar ingin segera dibukakan. Seakan membawa berita yang maha dahsyat. Kabar yang sangat menggemparkan. Pintu digedor-gedor berulang-ulang sambil memanggil dengan suara setengah berteriak.
“Lae..! Lae..! Buka kalian dulu Lae..! Cepat dulu Lae..! Buka dulu pintunya Lae..! Tolong cepat Lae..!”
Suasana hening itu tiba-tiba buyar. Konsentrasi berpindah ke arah suara. Seorang laki-laki sepupu Tohap, berjalan ke arah pintu. Begitu dibuka, muncul seorang laki-laki sudah berumur. Rambut sudah ubanan. Perawakannya sedang. Tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu gemuk.
Tanpa basa-basi, laki-laki langsung menerobos masuk ke dalam rumah. Diketahuinya atau tidak, dia seolah tak peduli kalau di rumah itu sedang berlangsung ritual pengobatan. Dengan tergopoh-gopoh, dia langsung minta-minta tolong sama si paranormal. Padahal, mereka belum pernah kenal dan bertemu sebelumnya. Entah darimana pula dia tau, kalau di rumah itu sedang ada paranormal dan ritual pengobatan.
“Langsung aja dia minta-minta tolong sama paranormal itu. ‘Tolong dulu, pak. Minta tolong kali aku, pak. Istriku udah mau mati di rumah,pak. Tiba-tiba dia sakit,pak. Tolong dulu, pak’, gitulah dibilangnya,” kata Tohap, menirukan gaya laki-laki itu.
Laki-laki itu adalah tetangga Tohap. Berjarak dua rumah dari rumahnya. Hubungan mereka selama ini dalam bertetangga biasa saja. Tidak terlalu kompak. Sudah agak lama ada desas-desus di kampung itu, kalau laki-laki itu dicurigai memelihara guna-guna. Tanda tanya itu semakin besar atas kejadian hari ini. Apa hubungan kata “kuserang balik” dari si paranormal dengan kedatangan laki-laki itu secara mendadak.
Paranormal itu tampak bersikap tenang. Seolah sudah tau akan ada kejadian ganjil ini.
“Terus aja dia ngotot minta tolong. ‘Tolonglah dulu, pak. Minta tolong kali aku, pak. Harus bapaknya katanya yang bisa ngobati istriku itu, pak’, gitu katanya lagi,” lanjut Tohap bercerita.
Menghadapi hal itu, paranormal itu mengatakan dirinya tidak sembarangan untuk mengiyakan. Karena, dirinya hadir di kampung itu adalah untuk mengobati Tohap. Jadi, kalau permintaan tolong itu hendak dikabulkan, maka harus seizin dari Tohap dan keluarganya.
Mendengar itu, laki-laki itu pun memohon-mohon kepada pihak keluarga Tohap, agar si paranormal diberi izin.
“Tolonglah dulu lae, tolonglah dulu ito. Harus bapak ininya katanya yang bisa ngobati istriku. Udah mau mati istriku itu. Tiba-tiba macam ada yang mencekik. Kumohon lae, ito,” kata laki-laki itu memohon-mohon kepada Tohap dan sanak keluarganya yang berada di rumah itu.
Merasa iba, akhirnya Tohap dan keluarganya memberi izin. Namun di samping itu, tanda tanya semakin terngiang dalam benak Tohap dan keluarganya. Apa arti kejadian itu. Tanda tanya tentang adakah hubungan antara kata serangan balik dari si paranormal dengan datangnya laki-laki itu.
Paranormal itu awalnya tidak turun tangan langsung mengobati istri laki-laki itu. Namun, dia menyuruh asistennya.
“Kaulah ke sana melihat. Tanganilah dulu,” kata si paranormal itu kepada asistennya.
Merasa seperti sudah mengerti apa yang akan dilakukan, asisten itu beranjak bersama laki-laki. Keduanya jalan kaki. Karena memang jaraknya dekat.
Setibanya di rumah laki-laki itu, asisten melihat kalau istri laki-laki itu mengerang kesulitan bernafas. Seperti ada yang mencekik. Mukanya pucat. Tidak bisa bicara. Hanya mengerang dan terselak.
Asisten itu mencoba mengobati, sesuai arahan si paranormal. Namun hasilnya nihil. Perempuan itu terus mengerang, bahkan makin pucat.
Gagal mengobati, akhirnya asisten itu kembali dengan tergopoh-gopoh ke rumah Tohap, untuk memberi tahu kalau dia tak mampu. Mendengar itu, paranormal itu tampak tenang-tenang saja. Seakan dalam benaknya bahwa memang harus dirinyalah yang melakukan pengobatan.
“Aku ke sana dulu, ya,” kata si paranormal permisi kepada Tohap dan keluarganya.
Paranormal itu beranjak, ditemani asistennya. Dia tatap perempuan yang mengerang itu. Mulutnya tampak komat-kamit merapalkan mantra. Satu dua ramuan dipercikkan. Tangannya menyentuh leher perempuan itu.
Tak sampai 5 menit, nafas perempuan itu kembali normal. Pulih ke sedia kala. Laki-laki itu mengambil sikap macam bersujud, mengucap terimakasih kepada paranormal. Kemudian paranormal itu dan asistennya kembali ke rumah Tohap, melanjutkan ritual pengobatan.
Pasca pengobatan dari si Paranormal, Tohap merasakan kondisi kesehatannya agak pulih. Dia kembali bisa melakukan aktifitas ringan sehari-hari. Meskipun, dia harus tetap rutin untuk melakukan cuci darah.
Tohap mengatakan, si paranormal tidak mau dengan gamblang menjelaskan, ketika dia dan keluarganya mencoba menanyakan apa hubungan kata serangan balik dengan kedatangan laki-laki itu secara mendadak saat ritual pengobatan itu.
“Nggak mau dia menjelaskan. Dia cuma kasih penangkal aja katanya,” kata Tohap.
Hari berganti hari, bulan dan tahun berganti.
Insiden yang tak diinginkan kembali menimpa Tohap. Dia terjatuh karena menabrak seekor anjing di jalan raya, tidak jauh dari kampungnya. Meski peristiwa naas itu tidak membuatnya luka berat, namun dia yakin hal itu juga berkaitan dengan hal yang mistis.
Hingga pada suatu hari, sebuah kejadian yang menurutnya benar-benar di luar logika, kembali menimpa dirinya. Lokasinya sama dengan peristiwa saat dia terjatuh ketika hendak memarkirkan kereta. Di halaman, tepat di dekat pintu depan rumah.
BERSAMBUNG..