SEMARANG – Kelompok petani menjadi salah satu konsen Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo terkait pemberian bantuan atau subsidi dampak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Bahkan, Ganjar telah menyiapkan skema insentif untuk petani.
Fakta bahwa petani sangat merasakan dampak kenaikan harga BBM terungkap saat Ganjar meninjau Gapoktan Tani Subur di Desa Tambakboyo, Kecamatan Ambarawaz Kabupaten Semarang, Selasa (13/9).
Disana, para petani menyampaikan keluh kesah kepada Ganjar terkait sulitnya membeli solar untuk peralatan pertanian.
“Tadi ada pertanyaan dari para petani, Pak, kami sulit beli solar untuk rice mill, pompa air pertanian, dan traktor. Ini tiga yang mereka hari ini keluhkan,” kata Ganjar.
Ganjar pun menjelaskan kepada para petani jika pihaknya telah meminta dinas pertanian untuk pendampingan. Gubernur juga sudah berkomunikasi dengan Pertamina terkait pola distribusi solar bagi petani. Dia meminta kepada Pertamina untuk memberi kemudahan bagi para petani yang akan membeli solar.
“Masalah yang sempat diviralkan di Blora, itu sebenarnya salah satu saja contoh yang konkret mereka tidak bisa mengakses dan itu butuh izin, butuh rekomendasi dari dinas pertanian. Maka saya minta daftar saja, rice mill, pompa, traktor, butuhnya berapa? Nanti kita arahkan pada titik tertentu, diakses pelayanan di SPBU-nya,” jelas Ganjar.
Menurut gubernur, distribusi tersebut dapat diatur dengan baik jika ada database yang bagus. Oleh karena itu, dia meminta seluruh kelompok tani (poktan) maupun gabungan kelompok tani (gapoktan) untuk mendata anggota serta kebutuhan yang diperlukan.
Dengan data itu, maka dinamika yang terjadi di lapangan juga dapat dikontrol. Lewat database yang bagus itu, lanjut Ganjar, maka surat izin bisa dibuat untuk satu rombongan.
“Satu saja kita rekomendasi yang berikut ini, poktan ini ngambilnya di sini kuotanya sekian. Maka nggak boleh melebihi kuota, sehingga betul-betul bisa terkontrol,” paparnya.
“Tugas kami di pemerintah adalah yang mem-bridging ke Pertamina. Sehingga semua akan bisa mendapatkan kuota. Agar di tengah kondisi semacam ini, petani juga merasa tetap ditemani,” imbuh Ganjar.
Di sisi lain, Pemprov Jateng juga sudah menyiapkan skema bantuan penanganan inflasi dan dampak kenaikan BBM untuk petani. Di antaranya bantuan bagi pengguna alat mesin pertanian (alsintan) sekitar 2.264 kelompok dengan alokasi sebesar Rp 950.800.000. Subsidi bahan bakar alat peternakan dengan anggaran Rp 34.125.000.
Kemudian, bantuan bagi pengelola RMU berupa solar dengan total anggaran Rp 220,8 juta. Serta bantuan bagi pelaku distribusi pangan dengan total anggaran Rp 2,4 miliar. Bantuan tersebut diambil dari 2 persen dana transfer umum (DTU), yang memang dipergunakan untuk bantuan dampak kenaikan harga BBM. (rel)