Medan – Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Semakin dekat beberapa parpol mulai menunjukkan kandidat kuat nya untuk berkontestasi dalam pemilihan Gubernur Sumatera Utara.
Kandidat yang muncul hari ini menimbulkan tanggapan dari aktivis muda dari kota Pematangsiantar untuk tolak politik dinasti, dan ajak anak muda untuk mengembalikan stabilitas Demokrasi. Senin (12/08/2024)
Seperti yang diketahui kandidat kuat yang bertarung dalam perhelatan Pilkada yakni di Sumatera Utara melalui sikap partai politik tingkat provinsi memunculkan 2 (dua) nama kuat perhari ini yakni Edy Rahmayadi selaku Petahana dan Bobby Nasution selaku Menantu Presiden yang juga walikota Medan.
“Perhelatan Demokrasi panas, yang satu petahana yang akan bertarung dengan menantu presiden, menarik jika kekuatan besar ini kita lawan agar politik dinasti itu tidak mengakar.” ucap Hexa Hutapea
Hexa Hutapea yang juga selaku Demisioner ketua cabang GMNI Kota Pematangsiantar periode 2021-2023 juga menyampaikan bahwa melawan politik dinasti adalah hal positif demi masa depan demokrasi yang hari ini dinilai kian menurut karna hasrat berkuasa yang besar dan mendukung petahana juga bukanlah hal yang buruk untuk melawan upaya-upaya politik dinasti.
“Feodalisme atau kepentingan politik kekeluargaan atau dinasti itu harus dilawan karna itu tidak buruk bahkan positif untuk stabilitas demokrasi, Petahana juga tidak buruk untuk didukung dan wajib didukung.” tutup Hexa
Menambahi terkait ajakan, Hexa Hutapea mengajak anak-anak muda untuk tolak politik dinasti karena penolakan itu adalah upaya yag menguatkan kembali pondasi demokrasi Indonesia yang ideal hari ini. Mendukung Edy Rahmayadi yang sejalan juga dengan Partai PDIP yang berada diluar kekuasaan atau kelompok feodal yang mencoba mengeksploitasi negara melalui kekuatan koalisi menjadi langkah yang baik agar Sumatera Utara menjadi tolak ukur demokrasi yang baik pula.
“Mendukung Edy Rahmayadi itu opsi jika hanya masih ada 2 (dua) nama yang berkontestasi hari ini. itu tidak buruk, kita ingin memberi pelajaran agar dinasti-dinasti politik ini semakin mempertimbangkan hasrat kekuasaannya, karna kita mau demokrasi yang sehat dan ideal.” Tutup Hexa Hutapea.
Hexa juga menanggapi pernyataan dari Ade Jona yang mengatakan kaum muda memilih Bobby Nasution sangat tidak tepat, sebagai kaum muda juga tau banyak bagaimana Bobby Nasution sebagai walikota Medan yang kami nilai gagal memimpin pembangunan di kota Medan, apalagi ketika mahasiswa demo dan mempertanyakan kejelasan Lampu pocong dan setelah lah dugaan bahwa tindakan penangkapan OTT mahasiswa dan anak muda baru-baru ini merupakan bagian dari strategi untuk mengalihkan perhatian publik dari isu-isu penting yang sedang berkembang, termasuk kasus Blok Medan yang saat ini.
“Semua orang tau melalui berbagai platform sosial media banyak nya permasalahan yang terjadi di kota Medan, mulai dari proyek-proyek pembangunan yang sampai saat ini tak kunjung selesai dan mengakibatkan kegaduhan di tengah masyarakat, belum lagi permasalahan E-parking yang banyak mengundang kontra dari masyarakat pendatang dan penduduk asli kota Medan, di tambah lagi permasalahan banjir yang tak kunjung terselesaikan”Ungkapnya
Hexa menambahkan dalam mengurus kota Medan saja Bobby Nasution masih gagal bagaimana mau melangkah menuju ke tingkatan yg lebih jauh. (js)