Wahanainfo | Medan, 15-17 November 2024, Badan Koordinasi Himpunan Mahasiswa Islam (Badko HMI) Sumatera Utara bersama HMI Cabang Medan, Lafran Institut, dan MD Kahmi Medan telah sukses melaksanakan kegiatan Coaching Instruktur. Acara ini digelar di BBC Learning dan berlangsung selama tiga hari, bertujuan untuk merelevansikan sistem pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan cara belajar generasi Z.
Kegiatan ini mendapatkan perhatian besar dari berbagai pihak, mengingat peran penting instruktur dalam memastikan keberhasilan kaderisasi di HMI. Dalam konteks ini, Coaching Instruktur menjadi langkah konkret untuk menjawab tantangan zaman yang semakin dinamis. Sabtu 23 November 2024
“Kegiatan ini adalah bentuk kerja sama antara Badko HMI Sumut, HMI Cabang Medan, Lafran Institut, dan MD Kahmi Medan dalam upaya kita melek terhadap perkembangan sistem pendidikan yang berkembang di era saat ini. Selain itu, bagaimana agar Training HMI, khususnya Basic Training HMI, dapat diminati dan cocok terhadap cara belajar generasi Z saat ini,” ungkap Muhammad Ridho selamu Ketua Bidang Pembinaan Anggota (Kabid PA) Badko HMI Sumut.
*Latar Belakang Kegiatan*
Generasi Z dikenal sebagai generasi yang tumbuh di tengah kemajuan teknologi. Mereka memiliki karakteristik unik dalam hal cara belajar dan menerima informasi. Berdasarkan pengamatan, banyak metode pelatihan tradisional yang tidak lagi efektif dalam menarik perhatian generasi ini. Oleh karena itu, HMI Cabang Medan, didukung oleh Badko HMI Sumut, menggagas Coaching Instruktur sebagai upaya untuk meng-upgrade metode kaderisasi yang selama ini digunakan.
“Metode kaderisasi HMI selama ini memang sudah kokoh dari segi nilai dan filosofi, tetapi adaptasi terhadap perkembangan zaman adalah sebuah keniscayaan. Tidak hanya mengikuti teknologi, kita juga harus memahami pola pikir generasi yang akan kita bina,” ujar salah satu instruktur yang terlibat dalam pelatihan ini.
*Pelaksanaan dan Sorotan Utama*
Kegiatan ini diikuti oleh sejumlah instruktur dari HMI Cabang Medan, dengan fokus utama pada pembekalan teknik dan metode pelatihan yang relevan. Selama tiga hari, peserta mendapatkan materi intensif mengenai pendekatan yang sesuai untuk generasi Z, termasuk:
Penggunaan teknologi dalam pelatihan, seperti pemanfaatan platform digital untuk mendukung pembelajaran.
Pengembangan komunikasi efektif, yang menekankan dialog interaktif daripada metode ceramah konvensional.
Penyusunan modul yang relevan, dengan memasukkan contoh-contoh aktual yang sesuai dengan dunia generasi muda.
Selain itu, para peserta juga dilatih untuk mengidentifikasi kebutuhan peserta pelatihan, sehingga materi yang disampaikan dapat lebih mudah dipahami dan diimplementasikan. Salah satu sorotan utama adalah penerapan metode Coaching, yang menempatkan peserta sebagai pusat proses pembelajaran.
*Dukungan dari Mitra Kerja*
Pelaksanaan kegiatan ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak, termasuk Lafran Institut dan MD Kahmi Medan. Kedua organisasi ini memberikan kontribusi penting, baik dari segi materi pelatihan maupun dukungan teknis.
“Kegiatan seperti ini menjadi bukti nyata kolaborasi yang kuat antara HMI dengan organisasi pendukungnya. Kita tidak hanya berbicara soal teori, tetapi juga praktik nyata untuk menghasilkan kader-kader unggul yang mampu bersaing di era modern,” kata salah satu perwakilan dari MD Kahmi Medan.
*Penerapan dalam Kaderisasi HMI*
Hasil dari Coaching Instruktur ini diharapkan dapat segera diterapkan, khususnya pada pelaksanaan Basic Training HMI mendatang. Metode yang dikembangkan selama pelatihan ini dirancang untuk meningkatkan daya tarik dan efektivitas pelatihan, tanpa menghilangkan esensi nilai-nilai dasar perjuangan HMI.
Salah satu tantangan utama dalam penerapan ini adalah memastikan bahwa seluruh instruktur HMI di berbagai cabang dapat beradaptasi dengan metode baru ini. Oleh karena itu, Badko HMI Sumut telah merencanakan serangkaian pelatihan lanjutan untuk memastikan keberlanjutan program ini.
“Kita tidak bisa hanya berhenti pada satu kali pelatihan. Ini adalah langkah awal untuk perubahan yang lebih besar. Oleh karena itu, kami mengajak seluruh cabang HMI di Sumatera Utara untuk bersama-sama mengikuti pelatihan lanjutan yang akan kami adakan,” tegas Kabid PA Badko HMI Sumut.
*Relevansi dengan Kebijakan Kampus dan Generasi Z*
Selain menyesuaikan metode pelatihan dengan cara belajar generasi Z, Coaching Instruktur ini juga memperhatikan kebijakan kampus yang semakin dinamis. Dengan perkembangan era digital, banyak kampus telah menerapkan sistem pembelajaran berbasis teknologi, yang juga harus diadaptasi oleh HMI dalam proses kaderisasinya.
Generasi Z dikenal sebagai generasi yang lebih menyukai pembelajaran berbasis pengalaman (experiential learning). Mereka cenderung aktif mencari solusi daripada hanya menerima informasi secara pasif. Oleh karena itu, pelatihan ini juga menekankan pentingnya problem-solving dan critical thinking dalam setiap sesi pelatihan yang akan dilakukan oleh HMI.
*Pesan dan Harapan*
Kabid PA Badko HMI Sumut menutup kegiatan ini dengan pesan yang kuat kepada seluruh kader HMI di Sumatera Utara:
“Kami mengajak seluruh kader HMI untuk terus menjaga semangat perkaderan. Modernisasi adalah hal yang tak bisa kita hindari, tetapi kita harus memastikan bahwa nilai-nilai perjuangan HMI tetap menjadi pijakan utama. Mari kita bersama-sama menciptakan pola kaderisasi yang relevan dengan generasi saat ini, tetapi tetap mencerminkan jati diri HMI sebagai organisasi yang berlandaskan Islam dan kebangsaan.”
Melalui kegiatan ini, diharapkan kader HMI tidak hanya mampu beradaptasi dengan zaman, tetapi juga menjadi pelopor perubahan yang membawa manfaat bagi masyarakat luas. Dengan metode yang lebih modern dan relevan, HMI diharapkan tetap menjadi organisasi yang diminati oleh generasi muda, sekaligus menjadi kawah candradimuka bagi lahirnya pemimpin-pemimpin masa depan. In shaa Allah pada minggu yang akan datang Badko HMI Sumut, HMI Cabang Medan, Lafran Institut, dan MD Kahmi Medan akan melaksanakan Coaching Instruktur yang ke-2.