Wahanainfo.com | Bekasi – Polemik kelompok Ketahanan Pangan Budidaya Ikan Lele Rahayu Sejahtera, yang menjadi pergunjingan masyarakat yang di pimpin oleh Cepy nota bene juga Ketua BPD Karangrahayu.
Untuk menetralisir issu dan gonjang ganjing ditengah masyarakat para anggota sudah melakukan pertemuan dan musyawarah bersama yang di hadiri Cepy Sairul Sidik sebagai Ketua BUMDes pada Rabu,( 18 Juni 2025)
Dalam pertemuan tersebut Cepy, menjelaskan bahwa kelompok Usaha Ternak Budidaya Ikan Lele Rahayu Sejahtera adalah kelompok yang dibentuk sebelum ada Bumdes. Atas inisiatif dan kesepakatan bersama dengan tujuan membantu warga sekitar dalam usaha, dan dananya pun dengan uang dari kantong sendiri dan telah berjalan selama 4 (empat) bulan.
Namun kata Cepy dalam pengajuan melalui proposal ke Kementerian dan Dinas lainnya, tidak ada realisasi, sehingga karena dirinya sebagai BPD, diajukan ke Musdus melalui dengan tujuan nantinya akan bisa bekerjasama antara kelompok pengelola dan Bumdes.
“Saya sudah jelaskan ke perwakilan anggota kelompok, bang Jantuk dan Lukman bahwa proposal kelompok yang diajukan untuk mendapatkan hibah tidak terealisasi sehingga diajukan melalui Musdus dengan anggaran bersumber dari APBDes namun melalui program Bumdes, dan nantinya Bumdes bisa bekerjasama dengan para anggota kelompok, bisa sebagai pekerja Bumdes. Karena para anggota kelompok mengundurkan diri, maka program Ketahanan Pangan di ambil alih oleh Bumdes, ” terang Cepy.
Karena para anggota kelompok ketahanan pangan mengundurkan diri, Sehingga Bumdes dengan Cepy selaku pemilik lahan yang dipakai ada sejenis kesepakatan dalam berbagi hasil Bumdes 80% dan 20% untuk pemilik lahan.
Bapak Indra salah satu anggota kelompok menyampaikan bahwa selama ini tidak tahu dan tidak ada musyawarah kelompok, karena takut dan jadi pertanyaan akan pertanggungjawaban dari pengajuan proposal dimana di proposal tersebut tertulis nama anggota dan data nya, sedangkan masih menurut Indra pengajuan proposal kelompok sudah cair dan realisasi tetapi tidak ada transparansi sehingga para anggota mengundurkan diri.
“Klo gini kan jelas dan tahu, Kami takut aja tidak di libatkan karena nama-nama kami tertulis dalam proposal saat pengajuan untuk program ketahanan pangan tersebut, dan kami hanya ingin kebersamaan saja,” ucap Indra saat musyawarah dengan para anggota kelompok lainnya.
Hal senada dikatakan anggota kelompok lainnya, Jantuk dan Buluk (Lukman) bahwa yang diinginkan adanya transparansi dan kebersamaan.
Dalam pantauan media hasil musyawarah anggota kelompok dan ketua BPD berjalan dalam situasi penuh rasa kebersama dan shiratulrahim yang selama ini tidak jelas menjadi jelas.
Sampai berita ini di tayangkan belum mendapat tanggapan pihak Pemerintah Desa dalam hal ini Kepala Deaa, tentang info pembahasan dikantor Desa Karangrahayu terkait keberlanjutan kegiatan ketahanan pangan terutama perternakan ikan lele.(Pewarta : Suganda)