Kondisi sosial politik di momen Pemilihan Kepala Daerah yang berlangsung di seluruh daerah di Indonesia saat ini telah mencapai puncak ketegangan. Masing-masing calon dan para pendukung saling hujat dan sebagian diantaranya berujung pada tindak kekerasan.
Ketua Umum Namaposo (Pemuda) GKPS, Romasdo Saragih mengajak seluruh pemuda untuk berperan aktif menjadi sosial control dan memberikan edukasi politik di tengah-tengah masyarakat.
“Pemuda harus menjadi garda terdepan memberikan edukasi politik di tengah masyarakat. Pilkada harus menjadi momen berdiskusi dan berdebat tentang ide membangun bangsa. Bukan menjadi ajang intimidasi dan mempertontonkan tindak kekerasan,” sebut Romasdo saat diwawancarai wartawan.
Dia menilai, selama ini masih banyak pemuda yang anti dan buta terhadap politik. Politik dianggap sebagai sebuah hal yang buruk dan menyeramkan. Sementara sejatinya orang-orang yang tepat membahas politik adalah pemuda, karena pemuda masih jauh dari kepentingan-kepentingan pribadi dan kelompok.
“Pemuda jangan anti terhadap politik! Sebab sesungguhnya politik bukan alat kekuasaan, tetapi etika untuk melayani,” katanya.
Menurutnya, kini saatnya pemuda berpikir kritis dalam menyikapi setiap perkembangan situasi sosial politik. Dengan Memahami situasi politik, seorang pemuda akan semakin mudah untuk bertindak kritis.
Untuk itu, Romasdo mengajak seluruh pemuda generasi bangsa menuju Indonesia emas 2045, agar berperan aktif dan jangan sampai anti terhadap politik, sebab negara kita adalah negara politik.
Anak muda adalah generasi penerus. Seiring berjalannya waktu, yang saat ini sedang menjadi presiden, anggota legislatif dan semua sektor akan mengalami penuaan, dan yang nenggantikan mereka adalah anak muda.
“Untuk itu anak muda harus ambil bagian dan terjun ke politik. Seperti yang saya katakan: politik bukanlah alat kekuasaan, tetapi etika untuk melayani,” tandasnya. (Jos)